Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Atlet PB Djarum Tempa Diri Di Tempat Para Legenda Bulutangkis Lahir
27 Januari 2012
Atlet PB Djarum Tempa Diri Di Tempat Para Legenda Bulutangkis Lahir
 
 

Colo adalah daerah yang terletak di gunung Muria, dengan ketinggian sekitar 800 m dpl (di atas permukaan laut) dan dihiasi dengan lebih dari 700 anak tangga, membuat tempat ini cocok untuk menempa kemampuan kaki dan daya kejut kaki untuk meloncat. Sementara Kaliyitno adalah daerah yang dihiasi dengan jalanan yang berkelok dan tanjakan tentu sangat sesuai untuk menambah kemampuan fisik orang yang berlari disana.

Legenda hidup bulutangkis Indonesia yang berasal dari PB Djarum, Liem Swie King rajin menempa kemampuannya di Colo dan Kaliyitno. Bahkan Hastomo Arbi yang merupakan rekan King menyebut Colo dan Kaliyitno itu sebagai sarapan paginya King. King sendiri mencatatkan dirinya sebagai salah satu atlet yang tak terkalahkan dalam 33 bulan, tentu sebuah prestasi yang sampai sekarang masih sulit untuk disamai atlet manapun. King sendiri berlari di Colo tak kurang dari dua kali dalam satu minggu. Lima jam latihan setiap hari, ia tambahkan dengan berlari paling tidak dua kali ke Colo. “Bagi saya Colo itu menarik untuk ditaklukkan, saat kita bisa berhasil menuju puncak, ada kepuasan tersendiri,” ungkapnya.

Selain King, juga ada beberapa nama atlet termahsyur Indonesia jebolan PB Djarum yang pernah menempa kemampuannya disana, mereka diantaranya adalah Alan Budikusuma (peraih medali Olimpiade 1992), Hariyanto Arbi (juara dunia 1994), dan atlet legenda lain seperti Hastomo Arbi, Eddy Hartono, Yuni Kartika, Christian Hadinata, Ivana Lie, Rudy Gunawan, Minarti Timur dan lain-lain.

Untuk itulah 17 atlet ganda taruna PB Djarum yang biasa berlatih di Petamburan, Jakarta ditambah dengan 7 atlet tunggal PB Djarum diboyong ke Colo dan Kaliyitno. Tujuannya tentu sama, selain napak tilas tempat para legenda PB Djarum berlatih, tentu latihan ini pun bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fisik, mental serta daya juang atlet.

Lintasan lari yang tidak biasa dan cukup berat, akan membentuk kekuatan para atlet dan kesabaran mereka untuk menyelesaikan latihan ini. Terlebih lagi bulutangkis adalah olah raga yang menuntut fisik prima, maka latihan fisik berlari ke Colo dan Kaliyitno menjadi salah satu latihan yang cocok untuk meningkatkan kemampuan fisik. Ditambah lagi, ujian untuk menaklukan Colo dan Kaliyitno menjadi salah satu ujian melatih daya juang dan mental juara mereka.

Para atlet PB Djarum yang sudah berlatih sejak tanggal 18 Januari lalu, sampai dengan tanggal 4 Februari mendatang harus berlari sejauh 4 km, selama 2 kali seminggu. Catatan waktu tak menjadi patokan penting dalam menaklukkan Colo dan Kaliyitno, tapi ketahanan untuk terus berlari dan tidak berjalan.

Pelatih ganda taruna putra PB Djarum, Sigit Budiarto yang berhasil menyabet gelar juara dunia tahun 1997 serta All England tahun 2003 juga tak luput dari berlatih di Colo dan Kaliyitno. Kali ini, ia pun memboyong anak didiknya untuk melahap latihan yang biasa ia lakoni dulu.

"Ada kepuasan tersendiri bisa menaklukkan Colo dan Kaliyitno, apalagi kalau sampai ke puncak duluan," paparnya. Ketika ditanya, apakah Sigit lebih menyukai Colo atau Kaliyitno, Sigit pun memilih Kaliyitno sebagai tempat yang lebih menantang untuk ditaklukkan. "Sebenarnya Colo juga lebih seru dengan trap-trap (tangga - red) nya, tapi bagi saya Kaliyitno lebih menarik," lanjutnya.

Latihan fisik ini diadakan untuk melatih fisik, daya juang dan mental juara dalam rangka menyongsong musim kejuaraan 2012. Serta, menapak tilas tempat latihan para juara, semoga kelak atlet-atlet PB Djarum bisa menapaki berbagai prestasi dunia seperti para pendahulunya.