Atlet dan pelatih seperti dua hal yang tak akan pernah bisa dipisahkan. Sehebat apapun sang atlet, mereka tentu akan membutuhkan bantuan pelatih untuk melihat kelemahannya. Pelatih bisa melihat apa yang tidak dilihat atlet saat bertanding. Dibalik kesuksesan atlet, tentu pasti ada peran besar dari sang pelatih.
Rudy Gunawan adalah salah satu pelatih yang berada dibalik kesuskesan putri-putri PB Djarum di sektor ganda. Ia bergabung bersama PB Djarum diawal tahun 2010 lalu. Setelah dua tahun bergabung, Rudy membantu membidani lahirnya salah satu juara dunia junior, Gloria Emanuelle Widjaja.
“Sebetulnya prestasi itu adalah kerja keras atlet, kami sebagai pelatih hanya bisa membantu,” ujarnya.
Rudy memang bukan orang baru di dunia bulutangkis. Kecintaan sang orang tua pada dunia tepok bulu membuatnya sudah berkecimpung di bulutangkis dari kecil. Sang ayah, Risad Haditono memang memiliki impian untuk menjadi atlet nasional. Sayang, sang ayah gagal mencapai level tersebut.
“Ayah saya memang terobsesi dulu, tapi dia nggak sampai ke tingkat nasional, akhirnya saya sama adik saya (Susi Susanti –red) yang didorong untuk menjadi atlet nasional,” kenangnya.
Saat menjadi atlet, Rudy behasil masuk tim nasional pada tahun 1989, saat dirinya berusia 19 tahun. Sebelumnya ia berlatih di salah satu klub besar tanah air, PB Jaya Raya. Tetapi, ia hanya sempat mengecap enam tahun saja menjadi bagian dari tim nasional setelah dirinya mengalami cedera tangan pada tahun 1995.
Setelah tak menjadi atlet, Rudy pun memutuskan untuk menjadi pelatih. Di tahun 1996 hingga 2000 ia melatih di negara tetangga, Malaysia. Ia pun sempat melatih salah satu tunggal putra terbaik dunia Lee Chong Wei.
Pria yang bernama lengkap Rudy Gunawan Haditono ini, memulai karir melatih di dalam negeri sejak tahun 2000 silam. Kala itu, ia melatih di klub yang bernama Karisma Astec yang berlokasi di Kelapa Gading, Jakarta. Kemudian, ia sempat melatih PB Jaya Raya sampai akhirnya berlabuh di PB Djarum.
Sebagai pelatih Rudy tentu memiliki target tersendiri. Kendati anak didiknya sudah ada yang berhasil menembus prestasi dunia, dan bergabung dengan Pelatnas, tetapi Rudy mengungkapkan masih punya satu target yang ingin dicapainya yakni gelar Kejuaraan Nasional (Kejurnas) ganda taruna putri. Di Riau tahun lalu, Melati Daeva Oktaviani/Ririn Amelia gagal di final setelah kandas dari Anggia Shitta/Shella Devi. Padahal rekor pertemuan kedua atlet ini adalah 8-1 sebelum final Kejurnas.
“Saya ingin anak didik saya bisa menjadi juara di Kejurnas, apalagi PB Djarum sudah beberapa tahun absen menjadi juara di sektor ini,” pungkasnya.