Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Berawal dari Sebuah TEKAD
25 Mei 2012
Berawal dari Sebuah TEKAD
 
 

Bak kawah candradimuka yang jadi tempat penggemblengan kesatria-kesatria pandita, PB Djarum juga menjelma menjadi penempaan generasi bertalenta Indonesia. Dari sinilah jawara bulutangkis Indonesia lahir dan mendunia.

Sebut saja nama-nama seperti Liem Swie King, Christian Hadinata, Hastomo Arbi, Minarti Timur, Ivana Lie, Eddy Hartono, Rudy Gunawan, Alan Budi Kusuma, Ardy B Wiranata, Hariyanto Arbi, Sigit Budiarto, dan masih banyak lagi. Mereka adalah bintang-bintang Indonesia yang sempat menguasai panggung bulutangkis dunia dengan segudang prestasinya. Selain dari bakat dan tekad kuat, factor pembinaan skill dasar yang diberikan PB Djarum adalah salah satu unsur utama sejarah mencatat nama mereka dengan tinta emas.

Awalnya pada 1969, sekumpulan karyawan PT Djarum yang memiliki hobi bermain bulitangkis, secara rutin setiap sore melakukan olahraga mencari keringat di Brak(tempat karyawan melinting rokok) di jalan Bitingan Lama (sekarang jalan Lukmonohadi No. 35 – Kudus. Melihat fenomena menarik ini, Robert Budi Hartono (CEO PT Djarum) yang juga memiliki ketertarikan pada bulutangkis berusaha menampung gelagat baik karyawannya dengan membentuk organisasi.

Maka muncullah nama Komunitas Kudus sebagai wadah berlatih dan bermain pemuda-pemudi PT Djarum. Seiring waktu, Brak tidak hanya jadi tempat latihan karyawan PT Djarum, tapi jadi tempat latihan masyarakat sekitar.

Pada 1972, nama Komunitas Kudus makin menteren dan dikenal masyarakat luas berkat melambungnya prestasi pebulutangkis muda Liem Swie King dengan menggondol juara tunggal putra junior di Piala Moenadi. Melihat kesungguhan dan tekad anggota Komunitas Kudus, Budi pun semakin yakin mengembangkan organisasi ini.



Tak perlu waktu lama, pada 1974 secara resmi Komunitas Kudus diubah menjadi Perkumpulan Bulutangkis (PB) Djarum, dengan Setyo Margono sebagai ketuanya. Pembinaan dan fasilitas pun semakin dikembangkan hingga akhirnya prestasi atlet PB Djarum semakin mendunia lewat King. Setelah itu, PB Djarum pun makin melebarkan sayap dengan membuka PB Djarum di Semarang (1976).

“Ayah saya memang sangat menyukai bulutangkis. Karena itu, dia membuat fasilitas seadanya saat itu dengan membuka lapangan bulutangkis untuk karyawan di brak atau ditempat melinting rokok. Itulah yang menjadi cikal bakal PB Djarum saat ini,” ujar President Director Djarum Foundation Victor R. Hartono

Yang jelas, berkat tekad dan niat tulus yang dibarengi kerja keras, nama-nama pebulutangkis andalan Indonesia lahir dan tumbuh di PB Djarum. Bahkan, perkumpulan itu mampu melahirkan banyak generasi emas. Setelah era King, Christian, Hastomo, Alan, hingga Sigit, kini muncul generasi emas yang telah menjadi andalan Indonesia. Sebut saja Maria Febe Kusumastuti (tunggal putri), Dionysius Hayom Rumbaka (tunggal putra), Tontowi Ahmad, Fran Kurniawan (spesialis ganda campuran), Mohammad Ahsan (ganda putra), dan Meiliana Jauhari (Ganda Putri), adalah bukti produk-produk berkualitas yang lahir dari kawah candradimuka PB Djarum.     
                                                        
•    Raikhul Amar/M Ridwan

Sumber: Tabloid Seputar Indonesia (Sindo)