Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Bravo Maria
22 Juli 2012
Bravo Maria
 
 

Maria Kristin Yulianti semula tidak mengira bahwa ia bisa menjadi tim Indonesia yang berlaga di olimpiade tahun 2008. Jangankan untuk merebut medali, bermain di olimpiade pun sudah merupakan  kejutan sendiri baginya. Apalagi ia sering di bekap oleh cedera lutut yang selalu menghantuinya.

Awal kebangkitan Maria Kristin Yulianti atau yang biasa di singkat dengan “MKY” bermula dari kejuaraan Djarum Indonesia Open Super Series 2008. Siapa yang mengira, Maria Kristin mampu menembus  keperkasaan putri-putri China yang saat itu merajai dunia bulutangkis.  Siapa juga yang bisa memprediksi jika ia bisa berada di partai puncak. Di mulai dari babak kedua, Maria Kristin langsung di kepung pebulutangkis China. Babak kedua ia telah di tunggu Yao Jie, pebulutangkis Belanda yang berasal dari China. Dalam dua game Maria sukses menghentikan pemain nomor satu Belanda.

Di babak perempat final ganti Zhou Mi, mantan pemain China yang membela Hongkong. Maria unggul tiga game dan berhak bertemu mantan ratu bulutangkis China Zhang Ning di babak semifinal. Kembali ia mampu mendepak pemain China  juga dalam tiga game. Maria hanya kalah di babak final dari pemain China lainnya, Zhu Lin. Tetapi tak mudah bagi Zhu Lin untuk bisa megalahkan Maria. Butuh rubber game untuk pemain China agar bisa meraih gelar juara. Atas keberhasilannya ini dan juga prestasi lainnya, Maria Kristin menjadi pemain putri Indonesia yang berhasil menembus persyaratan olimpiade.

Maria Kristin Yulianti menjadi satu-satunya putri Indonesia yang berlaga di olimpiade 2008. Maria Kristin mengawali  babak pertama tunggal putri di ajang olimpiade dengan menghadapi pemain Jerman Juliane Schenk. Nyaris saja ia kalah di babak pertama. Tapi melalui perjuangan yang tak mengenal lelah, ia menang dengan ruber game. Babak kedua berlalu dengan mudah baginya. Pemain Spanyol Yoana Martinez di taklukan dalam dua game saja.

Di babak ketiga, Maria bertemu salah satu pemain terbaik dunia, Tine Rasmussen. Maria pernah kalah dari Tine pada kejuaraan piala Sudirman 2007. Data statistik yang lebih mengunggulkan Tine rupanya bisa di balikkan oleh Maria. Sempat kalah di game pertama dengan 18-21, ia mampu membalas di dua game yang tersisa dengan 21-19, 21-14. Atas keberhasilannya menundukkan pemain terbaik Eropa, ia pun harus berhadapan dengan pemain putri India, Saina Nehwal di babak perempat final. Ini merupakan pertemuan pertama bagi mereka berdua. Lagi-lagi Maria kalah di game pertama dengan angka ketat 26-28 dan menang di dua game tersisa dengan 21-14, 21-15.

Kembali ia harus bertemu dengan Zhang Ning, pemain yang ia kalahkan di babak semifinal kejuaraan Djarum Indonesia Super Series 2008. Rupanya Zhang Ning lebih siap. Zhang Ning tak mau kalah di depan publiknya sendiri. Ia pun menang dari Maria Kristin dengan 21-15, 21-15. Meski kalah, Maria Kristin masih mempunyai peluang untuk merebut medali perunggu. Dan itu harus di jalaninya dengan menghadapi pemain China lainnya, Lu Lan. Maria pernah sekali menang dari Lu Lan pada kejuaraan Djarum Indonesia Open Super Series 2007. Berbekal kemenangan inilah Maria menang dari pemain China, dan kali ini justru di hadapan publiknya. Maria menang dengan 11-21, 21-13, 21-15.Kemenangan Maria atas Lu Lan membuat pemain China itu harus menangis meninggalkan karpet hijau. Dengan kemenangannya ini, maka Maria Kristin Yulianti berhak mendapat medali perunggu.

Maria Kristin hadir di olimpiade tanpa pernah ada yang mengira ia bakal bisa meraih medali. Berbalut deker di lutut, Maria mampu membalikan perkiraan para pengamat bulutangkis. Maria mampu membuktikan, bahwa bulutangkis putri Indonesia belum habis. Bravo Maria. (AR)

Profil Maria Kristin Yulianti