Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Mabar, Seru dan Mengasyikan
26 Desember 2012
Mabar, Seru dan Mengasyikan
 
 

Pepatah orangtua yang mengatakan “Tidak ada yang tidak mungkin” berlaku bagi Donny Aribowo, anggota forum PB Djarum yang berasal dari Yogyakarta. Siapa yang bakal mengira, lelaki yang memiliki bobot 140 kg ternyata bisa mengayunkan raket dan bermain badminton dengan baik. Siapa pula yang mengira jika ia ternyata bisa muncul menjadi juara pada Mabar ke VII yang berlangsung di Kudus. Selain sebagai anggota djaruminton, Donny pun tercatat sebagai member Sarkawok, sebuah perkumpulan komunitas bulutangkis yang terletak di Yogyakarta dan anggotanya merupakan penggemar bulutangkis setempat.

Sejak kecil, Donny suka akan olahraga bulutangkis. Sampai kinipun ia tetap tergila-gila dengan bulutangkis. Mimpinya sejak kecil untuk bisa bermain di Gor Jati Kudus akhirnya menjadi kenyataan. Berkat mabar, iapun mencicipi GOR bertaraf internasional dan mempunyai fasilitas yang lengkap. “Saya datang ke kudus karena saya ingin melihat markasnya Djarum. Akhirnya mimpi saya menjadi kenyataan, saya bisa main badminton di sini. Apalagi bisa menjadi juara,” ujarnya sambil tersenyum. Rupanya Donny telah menyiapkan kostum khusus untuk mabar yang sengaja ia buat dengan biayanya sendiri dengan namanya terpampang di bagian belakang. Karena ia tahu betul jika ukuran kaos yang disediakan panitia tidak akan cukup untuknya. Jadilah kaos mabar yang ia dapat dijadikan cindera mata khusus untuk istri tercintanya.

Tiga kali sudah Donny tercatat mengikuti mabar yang dilaksanakan oleh PB Djarum. Yogyakarta menjadi mabar pertama yang diikutinya. Setelah itu Bandung dan yang paling anyar di Kudus. Bandung menjadi tempat mabar terberat yang pernah ia ikuti. Ia pun sempat mengalami kelelahan fisik.

Lain halnya dengan Lutfi, pemuda asal kota Kembang Bandung yang selalu hadir di setiap mabar. Sampai ke Surabaya ia tempuh bersama dengan djaruminton lain yang berasal dari kota Bandung. Keterampilannya mengolah bola angsa diatas rata-rata peserta djaruminton  lainnya membuatnya selalu di daulat untuk bermain dalam partai eksebisi melawan atlet dari PB Djarum. “Pertandingan eksebisi membuat saya termotivasi walaupun saya tidak aktif sebagai atlet badminton. Pengalaman ini akan saya jadikan guru dan juga untuk berbagi kepada adik dan teman,” komentarnya. Motivasinya yang kuat untuk datang ke kota Kudus membuat pemuda yang baru saja lulus dari salah satu perguruan tinggi di Banduing ini sengaja menyisihkan tabungannya untuk membiayai keberangkatanya ke kota kudus. Selain untuk bersilarutahmi, ia pun tahu jika kudus merupakan gudangnya para atlet dunia. Maka dari itu, ia tidak ingin menyiakan kesempatan ini.

Berikut Video nya:


Bagi Ben Jufri, djaruminton yang berasal dari kota Hujan Bogor, mengunjungi kota Kudus akan terasa hambar jika tidak sekalian melakukan wisata. Jauh-jauh hari ia sengaja mempersiapkan diri untuk mengikuti Mabar sekaligus berwisata di kota yang juga tekenal dengan kulinernya. Ben Jufri yang  datang lengkap bersama istri dan dua orang putranya yang dulu juga sempat mengikuti audisi di kota Kudus. “Kami cinta bulutangkis, kami suka ikut mabar di mana-mana. Tidak lain untuk silaturahmi dan juga mendapat kawan baru,” ujar Ben Jufri di temui di lapangan usai bertanding. Hal senadap un di utarakan oleh sang istri yang setia menemani. “Yang nomor satu menemani suami. Kedua sambil jalan-jalan, ketiga sekalian ikut mabar, yang keempat kebersamaan,” ujarnya. Tak lupa keluarga Ben Jufri pun menyempatkan diri berwisata kuliner mencicipi makanan yang ada di sekitar kota kudus. Di malam pengundian, setelah pengundian usai, Ben Jufri dan keluarga mencoba mencari makanan khas kota Kudus. Sate Kerbau menjadi makanan yang di incar oleh Ben Jufri dan keluarga.

Berikut Video nya:


Memang, Kudus selain terkenal dengan wisata religi juga terkenal dengan wisata kuliner. Dari sate kerbau hingga Garang Asem menjadi santapan favorit setiap wisatawan yang datang di kota yang dulu dijadikan pusat penyebaran agama Islam. (AR)