Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > [BCA Indonesia Open Super Series Premier 2016] Dari Nagrek Sampai Ke Senayan
01 Januari 2016
[BCA Indonesia Open Super Series Premier 2016] Dari Nagrek Sampai Ke Senayan
 
 

Aura kejuaraan bulutangkis BCA Indonesia Open Super Series Premier 2016 memang begitu dahsyat. Tak hanya warga jakarta yang datang berbondong-bondong memadati Istora Senayan, tetapi juga para pendukung dari luar Jakarta pun hadir memberi dukungan. Salah satunya adalah Bapak Yayat Ruhyat. Warga Nagrek, Kabupaten Bandung ini sengaja datang jauh dari negeri pasundan hanya untuk menyaksikan kemegahan dan kemeriahan pagelaran terakbar setanah air.

Wiraswastawan ini datang tak sendiri. Ia membawa dua kerabatnya untuk sama-sama menjadi saksi kedahsyatan kejuaraan yang tahun ini menyediakan hadiah total USD 900.000,-.  “Saya berangkat dari Nagrek sekitar pukul enam pagi,” ujarnya.  Perjalanan ia tempuh kurang lebih selama 5 jam lebih untuk mencapai Istora, Senayan. Ini pun merupakan kali pertama ia menginjakkan kaki di area Senayan, Jakarta. “Seumur hidup baru kali ini saya masuk dan nonton di Istora Senayan,” sambungnya. Makanya tak salah jika ia sempat beberapa kali salah dalam mengambil rute jalan. “Padahal tadi udah pake Waze (software peta elektronik-red). Tapi tetap aja salah jalan. Maklum, ini pertama kali saya ke senayan,” ujarnya seraya tertawa.

Berharap bisa mendapatkan tiket VIP, ia pun dan kerabatnya segera ikut dalam barisan antrian yang sudah mengular. Memang belum rejeki, ia pun gagal mendapatkan tiket yang di idam-idamkan. “Tadinya mau beli kelas VIP, tapi pas di depan loket, tiket VIP habis. Jadinya beli tiket kelas 1,”ungkapnya.  Kendati hanya mendapat kelas 1, tetapi ia tetap bersyukur, ia bisa menyaksikan atlit bulutangkis pujaanya yang sedang bertanding.

Saat di tanya atlet yang bakal bisa menjadi juara kali ini, ia pun dengan lantang menyebut nama Sony Dwi Kuncoro yang akan menjadi juara. “Saya jagoin Sony untuk jadi juara tunggal putra,” pungkasnya mantap.

Sayang keinginannya untuk terus menyaksikan kejuaraan ini sampai selesai tak bisa ia wujudkan. “Pengennya sih nonton sampai final, tapi banyak yang harus dikerjaakan di Nagrek,” ujarnya.

Biar bagaimanapun, kehadiran seorang Yayat Ruhyat yang sengaja datang dari tempat yang jauh patut diberi apresiasi. (AR)