Badan bulutangkis dunia atau BWF secara tegas mengatur penggunaan shuttlecock yang digunakan dalam pertandingan internasional. Kualitas dari shuttlecock yang dipakai menjadi perhatian serius. Atas dasar itulah, BWF mengeluarkan rekomendasi shuttlecock yang dapat digunakan dalam pertandingan resmi yang berada dalam naungan BWF.
Banyak yang sudah menyaksikan jika pertandingan internasional lebih banyak menggunakan shuttlecock dengan merk Yonex. Shuttlecock yang diproduksi di Yonex Co, Ltd, Jepang, mempunyai banyak varian. Tercatat ada empat jenis shuttlecock dari Yonex yang direkomendasikan untuk digunakan di pertandingan resmi. Dimulai dari Yonex Aerosena AS -30, Yonex Aerosena AS-40, Yonex Aerosena AS-50, dan Yonex Tournament F-90.
Li-Ning (China) Sports Good, Co, Ltd yang diusung oleh Tiongkok dengan merk dagang Li Ning juga mulai merambah di pertandingan internasional. Tiga tipe yang direkomendasikan oleh BWF yang bisa digunakan yakni, Li-Ning A+600, Li-ing A+300, Li-Ning A+100.
China Taipei tidak mau kalah. Berbekal bendera Victor, empat nama juga diizinkan BWF untuk digunakan, masing-masing Victor Master Ace, Victor Master No.1, Victor Champion No. 1 dan Victor Gaold Champion
Tiongkok masih mendominasi pangsa shuttlecock yang diberikan rekomendasi. Selain Li Ning, tercatat ada merk dagang Snowpeak Superior C1101, Snowpeak Superior SP404, lalu perusahaan Rubby Glamour SDN. Merk lainnya, Shaoxing, Youhe, Lei Pai, Kumpo, Jinque, Perfly, Chao Pao, Ling Mei, Kawasaki, dan Hang Yan.
Merk terkenal Adidas asal Hongkong juga ikut meramaikan bursa penggunaan shuttlecock. Ada nama lain dari Hongkong yakni RSL. Protech, Felet, Yang Yang dan Apacs menjadi brand asal Malaysia yang juga mendapatkan izin penggunaan dari BWF.
Dari benua Eropa, ada juga yang masuk dalam daftar rekomendasi seperti Babolat asal Prancis, Denmark dengan Forza, serta Jerman mengusung Oliver. (AR)
*Sumber: BWF