Kesuksesan Greysia Polii/Apriyani Rahayu akhirnya menjadi titik terang ganda putri Indonesia. Sebelumnya, dari sektor tersebut belum ada satu wakil pun yang berhasil mengukir prestasi di level Olimpiade. Greysia/Apriyani menjadi pionirnya.
Kepala pelatih ganda putri Pelatnas PBSI, Eng Hian, berharap hasil ini kemudian bisa menjadi momentum kebangkitan prestasi ganda putri Indonesia lainnya.
Secara teknis, Eng Hian meyakini pemain pelapis Greysia/Apriyani sudah memiliki standar yang cukup bagus. Bekal tersebut dikatakan pelatih yang juga alumni PB Djarum itu, bisa menjadi senjata untuk menembus level internasional.
“Saya mempunyai keyakinan secara teknis itu pemain pelapisnya Greys/Apri itu mempunyai standar yang saya bilang cukup bagus, untuk masuk ke level dunia. Saya harap momentum Greys/Apri bisa menjuarai Olimpiade ini bisa lebih membangkitkan mereka semua, kepercayaan diri yang terutama,” ungkap Eng Hian.
“Yang kedua adalah mereka bisa melihat, hasil jerih payah Greys/Apri itu sekarang bagaimana masyarakat mengapresiasinya. Itu saya harapkan bisa membuat mereka memiliki motivasi lebih tinggi lagi, keyakinan kalau saya di tim ganda putri itu bisa berprestasi lebih tinggi lagi,” lanjutnya.
Lebih lanjut Eng Hian mengatakan perlunya persiapan faktor non teknis, untuk menunjang penampilan pemain di lapangan.
“Kalau faktor teknis adalah faktor yang kasat mata, dan itu adalah tugas pelatih untuk meningkatkan. Tapi kalau faktor non teknis itu, saya sebagai pelatih tidak bisa bekerja sendiri. Butuh bantuan terutama dari atletnya sendiri, nanti butuh faktor pendukung, psikolog, sport scientist. Tapi lebih dari 50-60 persen itu kembali lagi saya harus meningkatkan faktor non teknis pemainnya dulu,” ungkap Eng Hian. (NAF)