Cerita sukses ganda putri, Greysia Polii/Apriyani Rahayu dalam meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 tak lepas dari peran pelatihnya, Eng Hian, dan asisten pelatih, Chafidz Yusuf.
Dalam episode 10#TektokanAlaButet di kanal youTube PB Djarum, kedua pelatih ini membongkar cerita saat awal mula meracik pasangan senior-junior, Greysia/Apriyani.
“Kalau awal mulanya itu kan waktu Nitya cedera, itu kan Greys sempat kita carikan pasangan beberapa kali pasangan, itu hasilnya tidak memuaskan. Saat itu Mas Chafidz ini memberikan masukan, coba sama Apri sekalian. Secara teknis kita bisa naikin. Tapi ini anak punya modal ndablek. Jadi dia nggak mungkin takut sama Greys. Mau diomelin kaya apa, ini anak tetep tetek aja. Cobain deh. Nah itu awal mulanya,” kata Eng Hian yang juga akrab disapa Didi.
“Uji coba pertama itu kan Sudirman Cup 2017. Performanya bagus. Habis itu lanjut ke Thailand Open, malah bisa langsung juara,” lanjut Eng Hian.
Chafidz kemudian membenarkan cerita Eng Hian. Chafidz mengatakan memiliki feeling yang kuat usai mengamati dua anak didiknya dalam sesi latihan di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta Timur.
“Tugas seorang asisten itu kan harus membantu kepala pelatih untuk mencarikan jalan yang terbaik. Pada kasusnya Greys sama Apri, saya hanya memberikan secara teknis sebetulnya. Karena kalau secara teknis itu Greys sebagai play maker, kalau Apri itu punya satu kemampuan untuk penguasaan lapangan yang bagus,” cerita Chafidz.
“Saya memberikan masukan kepada Coach Eng Hian, bahwa dalam beberapa latihan yang biasa kita ada sesi muter, kita amati, kita amati, pada akhirnya saya punya satu feeling yang kuat. Saya memberanikan diri untuk menyampaikan ke Coach Eng Hian bahwa Greys sama Apri ini akan lebih masuk. Terus sama Coach Eng Hian dipertimbangkan, diputuskan, dengan tadi yang disampaikan Coach Eng Hian, terus akhirnya jalan,” lanjutnya.
Dikatakan Eng Hian, kendala yang dihadapi saat menyatukan Greysia/Apriyani ialah soal komunikasi. Dua pebulutangkis putri yang terpaut usia 10 tahun ini kerap kali menghadapi kendala komunikasi. Namun uniknya, masalah tersebut tak muncul di awal mereka berpasangan. Tapi seiring berjalannya waktu dan mereka mulai meraih prestasi satu demi satu.
“Komunikasi. Ada egois. Egois itu dari Greys merasa senior, itu kan pasti yang merasa kalau Apri itu harus selalu mendengarkan. Tapi itu bukan saat awal-awal malah. Pada saat mereka mulai berprestasi, itu mulai keluar ego masing-masing. Itu yang jadi sedikit permasalahan. Pada saat awal-awal, yang namanya junior disuruh nunduk, disuruh apa aja ayo,” ungkap Eng Hian.
Dalam obrolan ringan yang dipandu oleh Liliyana Natsir, Eng Hian dan Chafidz membagikan banyak lagi cerita soal pasangan putri yang baru saja mencetak sejarah tersebut. Penasaran? Ikuti obrolan seru selengkapnya di sini. (NAF)