Inspiring Story
Home > Berita > Inspiring Story > Sang Juara Kebanggaan Selandaka
10 Oktober 2014
Sang Juara Kebanggaan Selandaka
 
 

Desa Selandaka. Jika bukan karena prestasi Tontowi yang luar biasa, mungkin tidak akan ada yang mengenal nama desa kecil di daerah Banyumas, Jawa Tengah ini.

Ayah Owi, begitu Tontowi Ahmad biasa dipanggil, adalah pemilik sebuah toko bahan bangunan di daerah Banyumas. Beliau adalah orang yang tegas, namun sangat menyukai olahraga bulutangkis. Menyaksikan begitu banyak prestasi yang ditorehkan oleh atlet-atlet bulutangkis Indonesia pada masa itu, ia ingin supaya anaknya juga ikut menjadi atlet yang bisa membanggakan nama Indonesia kelak.

Owi kecil kemudian berlatih sejak usia 7 tahun. Ia dilatih oleh ayahnya yang juga merupakan pemain bulutangkis tingkat daerah. Owi pun punya jadwal latihan sendiri, setiap minggu pagi ia melatih fisik dengan berlari ke toko ayahnya yang berjarak 10 km dari rumah. Namun seperti anak kecil seusianya dulu, ada kalanya Owi malas-malasan berlatih. Untuk itu, ayahnya punya trik sendiri agar Owi kecil kembali bersemangat, yaitu dengan menyelipkan selembar uang sepuluh hingga dua puluh ribuan di net yang digunakan Owi untuk bermain. Hasilnya sungguh tidak diduga, Owi berhasil mengalahkan sang ayah di kejuaraan bulutangkis tingkat kecamatan. Alangkah gembiranya hati Owi karena sang ayah kemudian membelikannya sebuah video game sebagai hadiah.

Minimnya kejuaraan di tempat Owi tinggal membuat skill bulutangkis Owi kurang berkembang. Begitu lulus SD, Owi dimasukkan ke dalam Pondok Pesantren. Kala itu Owi merasa belum yakin dirinya bisa sukses di bulutangkis. Namun semakin hari, keinginannya untuk bermain bulutangkis semakin besar, hingga akhirnya ia memutuskan untuk fokus berlatih di sebuah klub di Tangerang, meninggalkan pesantren dan juga kampung halamannya.

Setelah beberapa tahun berlatih bulutangkis di Jakarta, atlet kelahiran 18 Juli 1987 ini mengalami kebuntuan. Ia telah berusaha maksimal, namun belum mendapat jalan untuk berlaga di tingkat nasional. Di tengah kebuntuannya inilah ia mendapat undangan untuk berlatih di PB Djarum, dari situ semangatnya mulai bangkit kembali. Owi menemukan gaya permainan terbaiknya dan berhasil mewujudkan impiannya untuk bergabung ke Pelatnas bulutangkis

Bergabung dengan klub sebesar PB Djarum membuat kepercayaan diri Owi meningkat, apalagi ia mendapat bimbingan serius dari pelatih senior, Richard Mainaky. Pebulutangkis dengan tinggi badan 178 cm ini langsung melesat di nomer ganda campuran. Sederet prestasi telah diraihnya, diantaranya juara Sea Games 2011 bersama Liliyana Natsir. Bersama pasangan yang sama, ia juga sukses menjadi juara dunia di BWF World Championship 2013. Puncaknya adalah ketika pasangan ini mencetak hatrick dengan menjuarai kejuaraan All England pada tahun 2012, 2013 dan 2014. PB Djarum sendiri selalu memberikan dukungan penuh kepada setiap atletnya. Menurut Tontowi, tidak hanya saat menang, saat kalah pun PB Djarum berperan seperti keluarga sendiri yang selalu memberikan semangat. Apresiasi PB Djarum yang begitu besar juga terlihat saat Owi menjadi juara dunia tahun 2013 lalu. Saat itu PB Djarum memberikan kejutan berupa acara sambutan yang meriah di kampung kelahiran atlet berusia 27 tahun ini.

Tontowi mendapat ciuman kebanggaan dari Orangtua

"PB Djarum adalah klub yang besar, fasilitasnya lengkap dan pelatihnya sangat berpengalaman. Di tempat inilah kalian bisa mewujudkan cita-cita untuk menjadi pemain bulutangkis hebat, bahkan menjadi juara dunia." jelas Tontowi panjang lebar.

Keberhasilan seorang anak, salah satunya adalah berkat doa dan dukungan dari orangtua. Dengan bulutangkis, seorang atlet bisa meraih materi, prestasi, membahagiakan orangtua dan bahkan membuat bangga seluruh rakyat Indonesia. Sebuah perasaan yang menurut Owi, tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.