Edi Subaktiar, pemain masa depan Indonesia ini memiliki segudang prestasi. Di masa masih menjadi pemain Junior, berbagai gelar juara dalam dan luar negeri mampu ia rengkuh. Dan puncaknya ketika ia menjadi juara ganda campuran pada Kejuaraan BWF World Junior Championships 2012.
Namun di level senior, Edi Subaktiar sempat penasaran dengan prestasinya yang tak kunjung merengkuh gelar juara. Ia kerap merasa iri dengan rekan-rekannya yang sudah manggung terlebih dahulu. Prestasi yang ditorehkan pemain kelahiran Sidoarjo di tahun 2014 ini sebenarnya juga cukup membanggakan. Berapa kali ia mampu menjadi semifinalis di kejuaraan besar.
Oleh pelatih, ia pun beberapa kali dicoba dengan gonta ganti pasangan. Ia sempat dipadukan dengan Melati Daeva Oktavianti, pasangan yang membawanya menjadi juara ganda campuran pada kejuaraan World Junior Championships 2012. Dengan Annisa Saufika pun pernah ia jalani. Pilihan terakhir dari pelatih akhirnya tetap memasangkannya dengan rekan satu klubnya Gloria Emanuelle Widjaja, pemain yang juga pernah menjadi juara ganda campuran pada kejuaraan World Junior Championships 2011.
Prestasi pertama yang di raih Edi dan Gloria adalah menjadi perempat finalis pada kejuaraan Austrian International Challenge 2014. Iapun sempat tersendat di babak pertama German Open Grand Prix Gold 2014.
Di awal tahun 2014, ia mulai bisa menembus babak semifinal kejuaraan besar. Malaysia Open Grand Prix Gold 2014 menjadi turnamen besar pertama di tahun 2014 yang ia tembus hingga babak empat besar. Ia dihentikan dengan rubber game oleh pasangan China Lu Kai/Huang Yaqiong yang akhirnya merebut gelar juara.
Pada kejuaraan New Zaeland Open Grand Prix 2014, Edi sempat di padukan dengan Melati Daeva Oktavianti. Hasilnyapun cukup memuaskan. Ia mampu melesat menembus babak final sebelum di kalahkan rekannya Elfian Eko Prasetyo/Annisa Saufika.
Kembali berpasangan dengan Gloria, Edi gagal melewati babak pertama di dua kejuaraan. Di hadapan publik Istora, Edi gagal melewati babak pertama kualifikasi. Takeshi Kamura/Shizuka Matsuo dari Jepang menghentikan usaha Edi untuk menembus babak utama turnamen BCA Indonesia Open Super Series Premier 2014. DI kejuaraan Chinese Taipei Open Grand Prix Gold2014 Edipun tersisih di babak pertama. Ia dan Gloria kalah straight game di tangan pasangan Hongkong Chan Yun Lung/Tse Ying Suet.
Di pertengahan bulan Agustus 2014, Edi di coba disatukan dengan Annisa Saufika. Pasangan baru ini langsung di uji coba pada kejuaraan Astec Indonesia International Challenge 2014. Hasilnya pun tak terlalu buruk. Edi dan Annisa menerobos babak semifinal sebelum di hentikan rekannya Ronald Alexander/Melati Daeva Oktaviani yang akhirnya merebut gelar juara.
Uji coba Edi dengan Annisa rupanya cukup hanya di satu turnamen saja. Di turnamen Indonesia Masters Grand Prix Gold 2014 Edi kembali di sandingkan bersama Gloria. Kali ini ia kembali berhasil menembus babak semifinal . Ia hanya kalah dari pasangan senior asal PB Djarum Muhammad Rijal/Vita Marissa.
Kisah sukses Edi menembus babak semifinal kembali berlanjut. Pada kejuaraan Bulgarian International Challenge 2014 Edi dan Gloria mampu merangsek hingga babak empat besar. Ia bahkan membuat kejutan dengan menumbangkan unggulan ke-2 Peter Kaesbauer/Isabel Herttrichdari Jerman. Usahanya untuk menembus babak final terhadang pasangan asal PB Djarum lainnya Fran Kurniawan/Komala Dewi dengan angka yang sangat ketat.
Edi mengakhiri turnamen keliling Eropa dengan kembali masuk babak semifinal. Bersama pasangan tetapnya, Gloria Emanuelle Widjaja, Edi menjadi semifinalis di kejuaraan Dutch Open Grand Prix 2014. Sang Juara Riky Widianto/Richi Puspita Dili menjadi pasangan yang menghentikan Edi di babak empat besar.
Puncak prestasi Edi Subaktiar di tahun 2014 di tandai dengan gelar juara yang berhasil diraihnya. Di penghujung tahun 2014, Edi bersama dengan Gloria akhirnya mentas. Macau menjadi tempat manis bagi Edi bersama Gloria untuk merayakan gelar juara pertamanya. Gelar juara Edi pada turnamen Macau Open Badminton Grand Prix Gold 2014 semakin lengkap. Di babak semifinal, ia dan Gloria menumbangkan unggulan ke-5 asal China Huang Kaixiang/Huang Dongping dan di babak final mengalahkan pasangan Singapura Danny Bawa Chrisnanta/Yu Yan Vannesa Neon, pasangan yang pernah mengalahkannya dan merupakan unggulan ke-3. Berbekal gelar juara ini lah peringkat Edi dan Gloria melesat naik menjadi 34 dunia.
Edi sebenarnya juga bermain di ganda putra. Hanya saja ia lebih fokus bermain di ganda campuran dibanding ganda putra. Ia sempat menjadi finalis pada kejuaraan Bulgarian International Challenge 2014 saat berpasangan dengan Ronald Alexander. (AR)