Akhirnya, Indonesia kembali harus puasa gelar juara dari sektor ganda putri dari Kejuaraan Dunia bulutangkis. Penantian panjang selama 46 tahun harus diperpanjang. Harapan besar yang hari ini (27/8) tercipta pada ajang BWF World Championships, yang berlangsung di Copenhagen, Denmark, melalui pasangan ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti pupus. Pasangan yang biasa disapa Apri/Fadia harus mengakui ketangguhan ganda putri nomor satu dunia asal China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan pada babak puncak.
Apri/Fadia tampil anti klimaks pada babak final. Permainan yang ditampilkan Apri/Fadia tidak seperti babak-babak sebelumnya. Terlihat Apri/Fadia tidak bisa keluar dari tekanan yang dilancarkan lawan. Banyak kesalahan sendiri justru terlihat dari Apri/Fadia. Ganda putri nomor satu Indonesia akhirnya kalah dengan 16-21, 12-21. Hasil yang torehkan oleh Apri/Fadia menyamai pencapaian pemain Indonesia terdahulu yakni Verawati Fajrin/Imelda Wiguna pada tahun 1980 dan Finarsih/Lili Tampi pada tahun 1995.
“Hari ini lawan sangat mempersiapkan pola permainan dengan baik. Mulai dari servis pertama sampai delapan pukulan, sangat fokus untuk bisa dapat poin. Kami seolah-olah dihabisi di bawah delapan pukulan. Nggak pernah lepas,” ujar Apri kepada tim Humas dan Media PP PBSI.
“Alhamdulillah, kami bisa menyelesaikan pertandingan, meski hasilnya belum juara. Hasil ini merupakan pembelajaran bagi saya untuk ke depannya. Tak menyangka dapat medali perak dari Kejuaraan Dunia. Ini merupakan hasil dan proses serta usaha dan kesabaran kita. Semoga ke depan bisa lebih baik lagi,” sambung Fadia.
Sementara itu, Korea meraih dua gelar juara dari sektor ganda campuran dan ganda putra. Seo Seung Jae menjadi pemain Korea yang berhasil memborong dua gelar. Bersama dengan Chae Yu Jung, Seo Seung Jae tampil menjadi juara. Di ganda putra ia pun menjadi kampiun bersama dengan Kang Min Hyuk.
An Se Young menjadi pemain tunggal putri Korea pertama yang berhasil menjadi juara dunia. Ia mengalahkan tunggal terbaik Eropa, Carolina Marin pada babak puncak. Hal yang sama juga terjadi di tunggal putra. Kunlavut Vitidsarn menjadi tunggal putra Thailand pertama yang muncul sebagai juara. Ia menekuk pemain ulet dari Jepang, Kodai Naaoka pada babak final.
Hasil Babak final
Ganda campuran: Seo Seung Jae/Chae Yu Jung [KOR] – Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong [CHN] : 21-17, 10-21, 21-18
Ganda putri: Chen Qing Chen/Jia Yi Fan [CHN] – Apriyani Rahanyu/Siti Fadia Silva Ramadhanti [INA] : 21-16, 21-12
Tunggal putri: An Se Young [KOR]- Carolina Marin [ESP] : 21-12, 21-10
Tunggal putra: Kunlavut Vitidsarn [THA] – Kodai Naraoka [JPN] : 19-21, 21-18, 21-7
Ganda putra: Seo Seung Jae/Kang Min Hyuk [KOR] – Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen [DEN] : 14-21, 21-15, 21-17 (AR)