Sektor tunggal putri belum dapat menyamai tunggal putra. Pebulutangkis putri Indonesia baru bisa memiliki dua pemain saja yang bisa mencicipi gelar juara pada ajang BWF World Championship atau yang biasa disebut di Indonesia dengan Kejuaraan Dunia. Hanya Susy Susanti dan Verawaty Fajrin yang baru bisa berdiri di podium tertinggi pada kejuaraan dunia. Walau hanya bisa sekali, nama kedua pemain putri kebanggaan Indonesia ini sudah tercantum sebagai peraih medali emas kejuaraan dunia.
Verawaty menjadi pemain putri pertama Indonesia yang bisa menjadi juara. Verawaty menyeruak diantara para pemain putri dunia saat itu. Tak hanya itu saja, Indonesia juga mencuri medali perak yang jatuh melalui, Ivana Lie. Memang pada tahun 1980, terjadi final sesama pemain putri Indonesia pada kejuaraan yang dilaksanakan di Jakarta, Indonesia. Verawaty harus berhadapan dengan rekannya sendiri Ivana pada babak final. Indonesia juga meraih medali perunggu atas nama Tati Sumirah. Tati meraih tempat ketiga bersama wakil dari Denmark, Lene Kopen.
Tiga belas tahun kemudian, giliran Susy Susanti yang meneruskan estafet gelar juara tunggal putri. Pada tahun 1993 Susi menjadi kampiun dengan menghempaskan pemain terbaik Korea saat itu yang juga musuh bebuyutannya, Bang Soo Hyun dalam rubber game, 7-11, 11-9, 11-3.
Sebelumnya usaha maksimal pernah dilakukan oleh Sarwendah Kusumawardani. Pada tahun 1991, Sarwendah nyaris menjadi juara. Namun sayang pada babak final ia dikalahkan oleh pemain Cina Tang Jiu Hong. Susy pun kalah dari pemain yang sama pada babak semifinal.
Susy mencoba kembali pada tahun 1995, tetapi usahanya kandas ditangan pemain Cina Ye Zao Ying pada babak semifinal. Pada tahun 1997, Susy terperosok dibabak perempat final ditangan Gong Zichao. Pada babak yang sama, Mia Audina juga terhenti dari Wang Chen.
Upaya terbaik dari Lindaweni Fanetri juga terhenti ditangan pemain India Saina Nehwal pada babak semifinal di tahun 2015. Padahal ia mampu mengalahkan Tai Tzu Ying di babak sebelumnnya. (AR)