Pencinta bulutangkis akan kembali dimanjakan oleh tontonan pertandingan bulutangkis kelas dunia. Pekan depan, ajang bergengsi All England Open 2021 akan menjadi tontonan menarik bagi para pencinta bulutangkis di seluruh dunia.
Kejuaraan ini menjadi salah satu kejuaraan paling tua di ranah bulutangkis, di mana kejuaraan ini telah dimulai lebih dari satu abad silam. Lebih tepatnya tahun 1899, di mana All England pertama kali digelar dengan hanya mempertandingkan nomor ganda yakni ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.
All England telah menjadi kejuaraan paling ditunggu di sepanjang penyelenggaraannya. Bahkan kejuaraan ini seakan menjadi “kejuaraan dunia” sampai akhirnya BWF memiliki kejuaraan dunia sendiri pada tahun 1977. Namun, tentu hal itu tidak menurunkan gengsi dari All England itu sendiri.
Indonesia sendiri sudah memulai sejarah bulutangkis dan menobatkan diri sebagai negeri bulutangkis setelah para punggawanya berhasil mencatatkan berbagai sejarah di ajang paling penuh sejarah itu. Indonesia pertama kali mengukirkan sejarah melalui sabetan Tan Joe Hok pada tahun 1959. Kala itu, untuk pertama kalinya terjadi all Indonesian final. Joe Hok berhasil mengalahkan Ferry Sonneville dalam tiga game 15-8, 10-15 dan 15-3.
Kemudian Rudy Hartono semakin memantapkan posisi Indonesia sebagai salah satu kekuatan superior di bulutangkis. Hal ini ia lakukan setelah berhasil mencetak rekor dengan tujuh kali memenangkan All England secara berturut-turut pada tahun 1968-1974. Rudy menggenapkan kemenangannya menjadi delapan kali setelah di tahun 1976, di mana ia kembali menjadi juara All England usai mengalahkan Liem Swie King. Total selama karirnya, Rudy berhasil menjadi juara All England sebanyak delapan kali dan menjadi runner up sebanyak dua kali. (ah)