Tim putri Indonesia harus puas dengan membawa pulang medali perunggu di ajang Badminton Asia Team Championships 2018. Medali perunggu didapat tim Indonesia usai langkah mereka harus terhenti dibabak semifinal, Sabtu (10/2). Dengan kekalahan tanpa balas, tim Indonesia kalah 0-3 atas tim Jepang.
Di partai pertama, Fitriani sebagai eksekutor pertama belum mampu mengalahkan Akane Yamaguchi dan kalah dalam pertandingan rubber game dengan skor akhir 21-17, 13-21 dan 17-21. Kemudian ganda putri pertama Greysia Polli/Apriyani Rahayu yang diharapkan mendapatkan poin justru belum bisa menaklukan peraih medali emas Olimpiade 2016, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahaski. Mereka kalah setelah memberikan perlawanan ketat dan kalah tipis 22-20, 19-21 dan 18-21.
Greysia/Apriyani sempat menghembuskan harapan dengan merebut game pertama dari Matsutomo/Takahashi. Namun Matsutomo/Takahashi kembali menekan Greysia/Apriyani di game kedua dan ketiga. Sempat berkejaran angka, Greysia/Apriyani akhirnya kembali menyerah untuk yang keempat kalinya dari ganda putri andalan Jepang tersebut.
Baca juga: [Badminton Asia Team Championships 2018] Tim Putri Tertinggal 0-1 Dari Jepang
Pertandingan ini juga sempat diwarnai insiden protes dari Greysia kepada wasit, dalam kedudukan 14-16 di game ketiga. Servis Greysia dinyatakan fault karena kakinya melewati garis. Hal ini berbeda dengan pendapat Greysia, ditambah lagi hakim servis tidak menyatakan servisnya fault.
“Banyak belajar dan bersyukur, kami berjuang untuk bisa menang. Terlepas dengan hasilnya, kalah lagi? Inilah namanya pertandingan, kami akan tetap mau coba lagi,” ujar Greysia mengomentari pertandingannya dan Apriyani.
“Saya kalau servis memang kebiasaan pertama injak garis untuk lebih tenang, baru mundur kakinya. Hakim servis tidak masalah dari awal, tetapi tiba-tiba wasit menyalahkan. Saya tahu wasit punya hak memutuskan, tapi saya bukan baru sekali ini saja main, dari awal wasitnya seperti tegang dan tidak ada ketegasan,” jelas Greysia.
“Saya tidak menyalahkan wasit, hanya masukan saja kalau wasit harus tenang sedikit, karena keputusannya sangat besar, satu poin itu sangat berharga untuk kami maupun lawan. Tapi ya sudah lah, kami lupakan kejadian ini, ini bukan alasan kekalahan kami,” tambahnya.
Sementara itu, Apriyani mengakui kalau faktor non teknis menjadi faktor utama yang menjadi penyebab kelahan mereka hari ini. Akan tetapi, penampilan mereka sudah lebih baik dibanding pertemuan terakhir di final Daihatsu Indonesia Masters 2018.
“Dari permainan sih sudah bisa, tapi dari pikirannya yang belum bisa. Mereka pengalamannya banyak, kami di poin-poin kritis masih kurang tenang,” ujar Apriyani.
Turun di partai ketiga, Gregoria Mariska sempat memberikan harapan saat mencuri game kedua dari Nozomi Okuhara. Sayangnya Okuhara yang lebih matang, mampu mengambil alih permainan dan menang dengan kedudukan 21-5, 19-21, 21-15.
“Di game pertama saya masih belum percaya diri dengan pola saya, karena ini pertama kalinya saya bertemu Okuhara, jadi saya mencari pola main yang tepat. Sudah unggul 9-6 malah kebalik 10-11, finishing nya mau cepat mematikan, bukan konsisten dulu,” ujar Gregoria.
“Fitri dan kak Greys/Apri sudah berjuang maksimal, semua main sampai tiga game. Sebetulnya sayang juga saya tadi harusnya bisa sumbang poin supaya partai selanjutnya dimainkan dan ini kesempatan karena Okuhara baru pulih dari cedera,” tambahnya. (ds)
Baca juga: [Badminton Asia Team Championships 2018] Indonesia Tampilkan Ganda Yang Beda