
Sony Dwi Kuncoro memang sudah tak lagi sering tampil di turnamen internasional. Hal ini pun membuat ranking dunianya jatuh ke angka 56 dunia sebelum Singapore Open Super Series 2016 ini dimulai. Hal ini pun membuatnya harus merangkak dari babak kualifikasi sebelum bisa tampil di babak utama.
Di babak pertama kualifikasi, Sony berhasil membungkam wakil tuan rumah, Kean Yew Loh. Ia menang dengan 21-18 dan 21-16. Sementara tiket ke babak utama ia raih usai menghentikan wakil India, B Sai Praneth dengan 21-18 dan 21-12.
Di babak pertama, Sony sudah dinanti juniornya, Anthony Sinisuka Ginting. Ia pun dipaksa bertarung tiga game untuk bisa mengalahkan Anthony. Ia menang dengan 9-21, 21-11 dan 21-17. Langkahnya pun kian berat, ia selanjutnya berjumpa dengan wakil Jepang, Sho Sasaki. Lagi-lagi Sony harus bermain tiga game. Ia baru bisa meraih tiket perempat finalnya dengan kemenangan 11-21, 21-14 dan 21-4.
Kejutan kemudian dihadirkan Sony. Atlet asli Surabaya ini berjumpa dengan junior Lin Dan, Wang Zhengming di perempat final. Drama tiga game kembali ia lakoni. Kali ini usai menang tipis 24-22 di game pembuka, Sony kehilangan game kedua dengan 12-21. Namun lagi-lagi, Sony berhasil melakukan come back di game ketiga dengan kemenangn 21-16.
Partai semifinal pun menjadi salah satu partai paling dramatis yang dilalui Sony. Ia dinanti oleh Super Dan. Menghadapi unggulan dua asal Tiongkok itu, Sony dipaksa berjuang selama 69 menit dengan skor dramatis 21-10, 17-21 dan 22-20. Ini adalah perjumpaan Sony dengan Lin Dan setelah keduanya terakhir berjumpa di tahun 2012 silam, kala itu Sony menang 21-17 dan 21-16 di semifinal Thailand Open 2012.
Di partai puncak, Sony berjumpa dengan wakil Korea, Son Wan Ho. Rubber game pun seakan menjadi kewajiban bagi laga yang ia lakoni. Kali ini ia bisa mengklaim gelar juara dengan 21-16, 13-21 dan 21-14.
“Tentunya saya bahagia dengan kemenangan ini, saya tidak menyangka bisa jadi juara, walaupun perjalanan saya dari babak kualifikasi cukup berat. Saya sangat menikmati permainan hari ini, setelah menang dari Lin Dan, saya merasa enjoy sekali,” tutur Sony.
“Memang sudah lama juga saya tidak juara di level super series. Setelah keluar dari tim nasional, jangankan juara super series, mau ikut turnamen super series saja susah karena rangking saya rendah, sekarang saja harus masuk kualifikasi dulu. Namun saya membuktikan kalau saya masih bisa, ini adalah suatu penghargaan buat saya, buah dari kerja keras saya,” tambah Sony.
Gelar Sony ini melengkapi pundi gelar merah putih yang sebelumnya disumbangkan Greysia Polii/Nitya Krishinda tanpa bertanding. Greysia/Nitya menjadi juara usai Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi mundur dari pertandingan setelah cedera yang diderita oleh Misaki.
