Kejuaraan Dunia Junior (WJC) dalam dua tahun terakhir selalu membawa pulang gelar juara dari dari nomor ganda campuran. 2011 Alfian Eko/Gloria Emanuelle Widjaja berhasil membawa pulang piala Eye Level, tahun 2012 lalu dari Chiba, Jepang, Edi Subaktiar/Melati Daeva Oktavianti membawa piala bergengsi tingkat junior itu. Di tahun 2013 pun Indonesia memiliki peluang yang sama untuk menjadi juara, setelah Kevin Sanjaya Sukamuljo/Masita Mahmudin berhasil menembus babak final.
Sayang, dipartai puncak, Kevin/Masita gagal mengulangi kesuksesannya mengatasi Huang Kaixiang/Chen Qingchen. Kevin/Masita yang pernah menang atas pasangan yang sama saat semifinal beregu pekan lalu, harus kalah dalam pertarungan seru tiga game.
Kejar mengejar angka tak pernah bisa lepas dari pertandingan ini. Di sepanjang game pembuka, jual beli serangan dengan permainan cantik dan cepat dengan bola pendek kerap menghasi lapangan. Tak jarang, duel kedua pasangan asal negeri yang khas dengan sejarah bulutangkis tak jarang mengundang decak kagum para penonton. Usai kalah 18-21 di game pertama, Kevin/Masita seperti akan segera kehilangan gelar, tapi servis pendek yang kemudian disambar Kevin membuat skor imbang 20-20. Dua angka berkutnya pun berhasil mereka raih, 22-20.
Di game ketiga, Kevin/Masita sempat tertinggal cukup jauh 5-11 di interval. Namun berkat permainan cantik, dan pukulan yang khas ala Kevin, mereka berhasil menyamakan kedudukan diangka 14. Mereka pun kembali tertinggal 19-20 jelang akhir laga. Ketegangan menyeruak dari kedua belah kubu, stadion yang biasanya penuh dengan suara yel-yel seketika menjadi cukup senyap. Soloran Masita dinyatakan keluar oleh hakim garis, Huang/Chen pun bersorak, Indonesia kehilangan gelar ganda campuran, setelah kalah 21-23.
"Dari segi permainan, mereka sudah main maksimal. Dari segi teknik juga tidak kalah, hanya tadi memang faktor keberuntungan saja yang membedakan hasil akhir pertandignan ini," ujar Rudy Gunawan, pelatih Masita.
Hal senada pun dinyatakan oleh Sigit yang memang sudah menangani Kevin sejak mashi dibawah usia 15. "Teknik, mental, strategi sudah bagus. Untuk yang bisa melihat pertandingan tadi, mungkin ya memang itu belum jalan Tuhan," tuturnya.
Ini merupakan tahun terakhir bagi Kevin dan Masita bermain di nomor junior. Membawa pulang medali perak dari ajang junior paling bergengsi, tentu menjadi sebuah sinyal, bahwa keduanya mungkin akan jadi penggebrak panggung bulutangkis dunia dalam beberapa tahun mendatang.