[BCA Indonesia Open Super Series Premier 2015]
Perang Mainaki Bersaudara
Jika melihat perang saudara antara para pemain negara yang sama bertanding dalam satu pertandingan mungkin sudah biasa. Di Istora senayan kamis kemarin (6/4) terlihat pemandangan yang luar biasa. Saat ganda campuran nomor satu Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir bertanding dengan ganda Jepang Kenichi Jayakawa/Mitsaki Matsutomo , tampak duduk di kursi pelatih duo Mainaki. Namun kedua Mainaki tersebut tidak duduk dalam satu deret kursi, melainkan duduk saling bersebrangan. Richard Mainaki duduk di belakang ganda Indonesia sementara Reony Mainaki Duduk di belakang ganda Jepang. Rupanya kedua Mainaki bersaudara ini menjadi sutradara bagi keberhasilan atlet didikannya. Pada saat interval pertandingan dan perpindahan tempat, kedua Mainaki ini dengan serius memberikan arahan kepada atletnya. Terlihat dengan jelas jika kedua pelatih ini menginginkan para pemainnya bisa memenangi pertandingan. Tak sedikitpun terlihat di wajah mereka tenggang rasa karena hubungan dua bersaudara. Rasa profesional lah yang muncul dalam diri mereka. Namun sayang, rupanya Richard Mainaki masih lebih baik dari saudaranya. Anak didiknya yang merupakan juara All England 2014, berhasil memenangkan pertandingan
Batik
Tema batik tetap di usung dalam kejuaraan BCA Indonesia Open Super Series Premier 2015. Tak hanya pada gapura yang terletak di depan Istora, di dalam area Istorapun bertebaran ornamen batik. Sepertinya panitia sengaja mengusung batik kedalam arena bulutangkis. Selain karena coraknya yang asri, panitia ingin memperkenalkan kepada dunia umumnya ataupun kepada para para pemain bulutangkis dunia khususnya bahwa batik merupakan budaya asli Indonesia. Di arena karpet hijau, seluruh panitia, baik dari wasit,penjaga garis sampai tukang pengering lapangan semuanya berbatik. Jika tahun lalu para wasit mengenakan baju batik, maka di tahun 2015 ini, seluruhnya menggunakan batik berbahan dasar kaos. Hanya ada dua warna yang di kenakan, yakni biru dan hitam. Untuk kaos batik warna biru, khusus di kenakan pada saat bertugas sebagai wasit. Untuk kaos batik berwarna hitam di kenakan pada saat bertugas sebagai penjaga garis atau tukang pengering lapangan.
No Flash
Petugas yang satu ini memegang peranan penting dalam mensukseskan kejuaraan bulutangkis BCA Indonesia Open Super Series Premier 2015. Bagaimana tidak, ia selalu berjalan mondar mandir bak peragawati unguk mengingatkan para penonton agar tidak menggunaan flash atau lampu kamera. Makin mendekati akhir kejuaraan, memang para penonton semakin ingin mencoba untuk mengabadikan acara yang hanya setiap tahun sekali ini di laksanakan. Alih-alih ingin mendapat foto atlit pujaanya, para penonton sepertinya lupa untuk mematikan fasilitas flash dari kamera atau telepon seluler miliknya. Itulah kenapa panitia sengaja menyiapkan tenaga pembawa papan “No Flash” agar setiap penonton sadar bahwa di lapangan, atlet yang sedang bertanding akan merasa terganggu dengan kehadiran lampu kamera. (AR)