Federasi Bulutangkis Dunia (Badminton World Federation - BWF) mulai mempublikasikan peringkat negara yang dihitung dari pencapaian masing-masing negara di kejuaraan beregu seperti Piala Sudirman, Piala Thomas, dan Piala Uber digabungkan dengan pencapaian atlet-atletnya di kejuaraan non-beregu. Sementara ini, Indonesia berada di peringkat keempat setelah China, Korea Selatan, dan Denmark.
Perolehan poin beregu Indonesia sebenarnya di peringkat kedua, bersanding dengan Korsel. Hanya saja, Indonesia terdepak ke peringkat keempat karena lemah di perolehan poin non-beregu. Di kategori non-beregu inilah Korsel dan Denmark memperoleh nilai lebih daripada Indonesia sehingga mereka melejit ke peringkat kedua dan ketiga. China sendiri tidak perlu dipertanyakan karena satu-satunya ketidak sempurnaan catatan mereka adalah jatuhnya Piala Uber ke tangan tim Korsel tahun lalu.
Piala Thomas dan Piala Uber akan kembali digelar tahun depan. Jika tim merah-putih siap tempur dengan nyali dan kemampuan maksimal, sembari meningkatkan prestasi per individu, seharusnya Indonesia mampu menyalip Denmark, dan siapa tahu malah mampu melompati Korsel.
Peringkat negara ini dihitung dari pencapaian masing-masing negara di kejuaraan beregu dan total pencapaian atlet-atletnya di kejuaraan non-beregu. Sejauh ini terdapat 25 negara yang diperhitungkan di peringkat dunia negara bulutangkis ini.
Dilihat dari perolehan poin per negara tersebut, terlihat bahwa pemegang tampuk tertinggi (dengan nilai maksimal 1500 poin) di tunggal putra adalah China, Denmark, dan Malaysia; tunggal putri oleh China; ganda putra merata di tangan China, Korsel, dan Denmark; ganda putri milik China, Jepang, dan Taipei; dan ganda campuran barulah Indonesia muncul bersanding dengan China.
Dimanakah Inggris?
Salah satu negara penggagas bulutangkis nyatanya malah tidak masuk ke jajaran 10 besar peringkat tersebut. Inggris berada di peringkat ke-12, kalah dari Jerman (peringkat 8), India (peringkat 10), dan bahkan Rusia (peringkat 11). Kekuatan Inggris saat ini hanyalah di partai ganda campuran, tidak seperti Jerman yang kekuatannya merata di semua partai, atau India yang memiliki pemain tunggal putri mencolok (Saina Nehwal), dan Rusia yang kuat di partai putrinya.
Bagi tim Inggris, tentunya catatan ini tidak sepantasnya mengingat nama dua turnamen beregu berasal dari negeri ini. Nama Thomas dan Uber adalah pebulutangkis-pebulutangkis Inggris yang pernah berjaya di masa lalu. (DC)