Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > [Swiss Open Grand Prix Gold 2014] Bellaetrix: Terlalu Tegang di Poin Kritis.
14 Maret 2014
[Swiss Open Grand Prix Gold 2014] Bellaetrix: Terlalu Tegang di Poin Kritis.
 
 

Sumber foto: badmintonindonesia.org

Peluang pemain putri Indonesia untuk meraih gelar juara Swiss Open Grand Prix Gold 2014, bertumpu di nomor ganda, setelah semua pemain tunggal terhenti. Satu-satunya wakil Indonesia yang tersisa di tunggal putri Bellaetrix Manuputty, harus takluk dari pemain asal Amerika Serikat Zhang Beiwen, Kamis (13/03) ini.

Dua ganda putri Indonesia yang melaju ke babak perempat final melalui pasangan Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii dan Pia Zebadiah Bernadet/Rizki Amelia Pradibta. Nitya/Gres melaju setelah mengalahkan Isabel Herttrich/Carla Nette dari Jerman dengan dua game langsung 21-18, 21-12. Sedangkan Pia/Rizki menang dari pasangan Jerman lainnya Johanna Goliszewski/Birgit Michel dengan skor, 21-11, 17-21 dan 22-20.

Di perebutan tempat menuju semifinal, Nitya/Greysia akan bertemu unggulan utama Christinna Pedersen/Kamilla Ryhter Juhl. Rekam jejak pasangan Indonesia ini lebih baik ketika bertemu Christinna/Kamilla karena selalu menang dalam dua pertemuan sebelumnya. Pasangan Indonesia lainnya Pia/Rizki akan berjumpa pasangan Korea Jang Ye Na/Kim So Young. Ini merupakan kesempatan bagi Pia/Rizki untuk membalas dua kekalahan dalam pertemuan sebelumnnya.

Sementara, laga babak kedua tunggal putri, Bellatrix harus menerima pil pahit karena mengalami kekalahan dari pemain asal Amerika Serikat berdarah China, Zhang Beiwen. Bellatrix pun menyerah dengan dua game langsung, 20-22 dan 19-21.

Sebenarnya Bellaetrix mampu mengimbangi permainan lawan. Hanya saja di poin-poin kritis sering kali dirinya tidak dapat bermain fokus. Bahkan permainannya pun cenderung monoton, seakan akan lawan bisa membaca permainan Bellaetrix.

Bellaetrix pun mengatakan bahwa semestinya ia senang dengan tipikal permainan lawan. Hanya saja tadi ia bermain seperti robot sehingga mainnya monoton tanpa ada variasi pukulan atau bola-bola yang membahayakan lawan.

“Lawan itu mainnya menyerang. Cuma tadi saya mainnya benar-benar kaya robot. Permainan saya datar. Saya tidak tahu kenapa. Cuma saya hanya memetik dari pertemuan ini. Saya harus bisa lebih fokus dan lebih bisa tenang di poin-poin kritis,” sahut Bellaetrix. (DS)