Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > [BWF World Championships] Baru Susy dan Verawaty di Tunggal Putri
05 Agustus 2022
[BWF World Championships] Baru Susy dan Verawaty di Tunggal Putri
 
 

Kejuaraan Dunia Bbulutangkis atau BWF World Championhips sepertinya belum berpihak kepada sektor tunggal putri Indonesia. Dari 26 kali perhelatan, sektor tunggal putri baru bisa menyumbang dua gelar juara saja melalui Susy Susanti dan Verawaty Fajrin.

Verawaty menjadi pemain putri  Indonesia pertama yang bisa meraih gelar juara. Masa kali kedua kejuaraan dilaksanakan pada tahun 1980, Verawaty menggebrak bulutangkis dunia. Tidak hanya Verawaty, Ivana Lie dan Tati Sumirah juga membuat sejarah tersendiri bagi bulutangkis tanah air. Ketiga pemain putri Indonesia ini sukses menguasai babak semifinal dan hanya menyisakan satu tempat bagi pemain Denmark, Lene Koppen.

Verawaty yang menang dari Tati di babak semifinal dikuti oleh Ivana yang membungkam Lene yang merupakan wakil Eropa. All Indonesian final pun tercipta. Final sesama pemain Indonesia terjadi antara Verawaty dengan Ivana. Gelar juara akhirnya menjadi milik Verawaty usai menang dari Ivana.

Hadirnya para pemain putri China sepertinya menjadi batu sandungan bagi para pemain dunia. Terbukti, pemain dari negeri tirai bambu ini mendominasi kejuaraan ini. Tak ada gelar juara tunggal putri yang lepas dari para pemain China pada rentang tahun 1983 – 1991.

Barulah pada tahun 1993 muncul nama Susy Susanti yang mampu menjebol tembok raksasa China. Susy datang memporakporandakan kekuatan bulutangkis dunia saat itu. Susy menghentikan pemain China, Ye Zhaoying pada babak semifinal dengan angka yang sangat ketat 12-10, 12-10. Di babak final pemain Korea, Bang Soo Hyun dikalahkan 7-11, 11-9, 11-3. Tahun 1993 Indonesia sebenarnya memboyong pemain putri terbaiknya saat itu. Selain Susy ada Sarwendah Kusumawardani, Yuni Kartika, Yuliani Sentosa, dan Minarti Timur.

Sayangnya usai Susy berjaya, belum lagi ada pemain putri Indonesia yang bisa menjadi juara. Pada tahun 2015 sempat ada Lindaweni Fanetri, tetapi usahanya terganjal hanya babak semifinal. (AR)