Kisah pilu harus diterima oleh atlet Para badminton Indonesia, Hafiz Nur Alfarizi. Lahir dengan tangan kiri yang tak sempurna, kesedihan Hafiz seolah tak berujung saat ditinggal tanpa alasan jelas oleh sang ibu.
Saat itu Hafiz berusia 4 tahun, namun dirinya harus menerima kenyataan pahit, bahwa ibu meninggalkannya tanpa alasan yang jelas. Namun Hafiz yang ketika itu masih duduk di bangku kelas 1 sekolah dasar, sudah mempunyai anggapan bahwa sang ibu pergi meninggalkan ia dan ayahnya lantaran tidak bisa menerima keadaan fisik Hafiz yang tak sempurna.
“Saya ditinggal ibu sejak kecil, waktu SD kelas 1. Mungkin Ibu saya gak mau menerima keadaan tangan saya yang gak sempurna,” kata Hafiz.
Setelah 9 tahun Hafiz menjalani berbagai rintangan kehidupan dan hanya didukung oleh sang Ayah, akhirnya momen haru pun tiba. Tepatnya pada tahun tahun 2023 lalu, Hafiz dipertemukan kembali dengan sang ibu.
Diceritakan oleh pelatih Haifz, yaitu Afiat Yuris Irawan, jika awal pertemuan Hafiz bersama ibunya tersebut lantaran Hafiz membutuhkan KTP sang ibu, untuk salah satu persyaratan pergi Ke Korea, dalam rangka pertandingan persahabatan.
“Jadi waktu itu Hafiz mau pertandingan persahabatan di Korea. Tapi dia perlu KTP ibu sama ayahnya untuk memenuhi persyaratan. Wah, saya setengah mati mencari-cari keberadaan ibunya, sampai akhirnya ketemu. Terus akhirnya ketemu di bandara, dan itu pecah banget semua nangis,” papar Afiat.
Hal itupun dibenarkan oleh Hafiz. Ia mengaku sangat terharu karena penantian panjang untuk bisa memeluk sang ibu, bisa terwujud.
“Iya, waktu itu saya nangis terharu karena penantian saya yang cukup lama akhirnya bisa terjadi. Saya bisa memeluk ibu. Terus ibu bilang sama saya minta maaf katanya gak bisa ngurusin saya dan ninggalin gitu aja. Lalu saya juga bilang udah maafin ibu. Tapi waktu itu sebentar banget waktunya karena saya harus berangkat ke Korea, padahal saya masih pengen lebih lama waktunya bersama ibu,” papar Hafiz.
Melihat sang anak yang sudah tumbuh dengan baik ditambah saat ini menjadi atlet Para Badminton di Sekolah Khusus Olahraga Disabilitas (SKODI) di bawah Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI), diakui Hafiz jika ibunya sangat terharu.
“Ibu juga katanya terharu melihat saya bisa main badminton dan mewakili negara,” ucap pemain kelahiran Bekasi, 17 Januari 2010 itu.
Kini Hafiz pun yang sedang berlaga pada ajang Hydroplus Para Badminton International 2024 di Edutorium UMS, Solo, Jawa Tengah, mengaku semakin termotivasi lagi untuk bisa berprestasi.
“Saya ingin membuktikan kalau saya bisa berprestasi di bidang olahraga dan membuat bangga negara. Dan ibu saya juga biar tahu kalau saya bisa berguna,” tutur Hafiz yang mengidolakan, atlet Para Badminton, Suryo Nugroho
Saat berita ini diturunkan, Hafiz pun membuat kejutan di Hydroplus Para Badminton International 2024. Ia berhasil melaju ke babak perempat final di kategori tunggal putra SU 5. Pasalnya, ini debut Hafiz di turnamen internasional dan masih berusia belia. Di babak perempat final besok, Jumat (20/9), Hafiz akan berhadapan dengan wakil Singapura, Tay Wei Ming. (AH)