
Pasangan ganda putri Indonesia, Febriana Dwipuji Kusuma/Meilysa Trias Puspitasari, harus puas meraih medali perak pada ajang SEA Games 2025. Pada partai final yang digelar Minggu (14/12), Febriana/Meilysa kalah dari pasangan Malaysia, Pearly Tan/Thinaah Muralitharan, lewat pertandingan ketat tiga gim dengan skor 16-21, 21-19, 17-21 di Thammasat University Rangsit Campus Gymnasiums 4, Pathum Thani, Bangkok.
Pertandingan berlangsung dengan intensitas tinggi sejak awal. Kedua pasangan sama-sama tampil agresif dan saling menekan hingga laga harus ditentukan melalui gim ketiga. Febriana mengakui hasil tersebut bukan yang diharapkan, meski ia menegaskan sudah berjuang maksimal.
“Memang intensitas pertandingan hari ini sangat tinggi, semua sama-sama ingin menang. Sayang memang di gim ketiga, ini bukan hasil yang kami harapkan. Tapi kami sudah berusaha, semaksimal mungkin kami berjuang. Ini jadi pelajaran ke depan,” ujar Febriana.
Ia juga menyoroti beberapa keputusan wasit yang cukup memengaruhi permainan, terutama pada poin-poin krusial.
“Cukup berpengaruh tadi keputusan koreksi dari umpire di poin-poin kritis karena kami sedang tertekan dan ingin keluar dari tekanan untuk mencari poin. Tapi di luar itu, kami melakukan beberapa kesalahan saat sudah unggul di game ketiga,” tambahnya.
Menurut Febriana, perubahan strategi lawan dan kurangnya ketenangan menjadi faktor penentu di gim penentuan.
“Saat unggul itu pasangan Malaysia jadi lebih safe mainnya sementara kami terburu-buru ingin dapat poin. Kami juga kurang inisiatif untuk mengambil keputusan dalam sisi penyerangan,” jelasnya.
Senada dengan itu, Meilysa juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap momen krusial pertandingan.
“Mau dibilang apa memang momen tadi, linesman sudah bilang out tapi dikoreksi umpire,” kata Meilysa.
Meski demikian, Meilysa tetap mensyukuri pencapaian tersebut.
“Tetap bersyukur dengan medali perak ini, jadi modal untuk kami ke depannya lebih baik dan berlatih lebih semangat lagi,” tutupnya. (AH)
