Pelatih ganda taruna putra PB Djarum Sigit Budiarto yang juga menjadi pelatih tim Indonesia ke Kejuaraan Dunia Junior, menyikapi kegagalan anak didiknya di ajang Tangkas Specs Junior Challenge sebagai bahan evaluasi. Di babak semifinal, satu pasangan merah putih untuk Kejuaraan Dunia Junior yang tersisa, Yantoni Edy Saputra/Fajar Alfian gagal mengatasi rivalnya Muhammad Rian Ardianto/Clinton Hendrik. Kalah 21-23, 21-10 dan 19-21. Sedangkan dua wakil lainnya Kevin Sanjaya Sukamuljo/Arya Maulana Aldiartama dan Arsya Isnanu Ardi Putra/Rafiddias Akhdan Nugroho sudah terlebih dahulu tersingkir.

"Sekarang kemampuan ganda taruna memang sudah mulai merata, persaingan pun ketat. Hasil ini tentu akan menjadi bahan bagi kami untuk melakukan evaluasi," ujar Sigit.

Menyikapi kekalahan anak didiknya, Sigit justru optimis dengan pasokan atlet muda Indonesia dimasa yang akan datang.

"Makin banyak bibit bagus di Indonesia, jadi kita sudah tidak perlu khawatir untuk regenerasi beberapa tahun ke depan, Yantoni pun masih bisa ikut Kejuaraan Dunia Junior 3 kali, sekarang dia masih 16 tahun," lanjutnya.

Persaingan di ganda putra memang kian merata, setiap klub memiliki andalan masing-masing. Seperti misalnya pasangan Rizko Asuro/Wildan Atmaja yang tampil cukup impresif selama di Tangkas Specs Junior Challenge kali ini. Usia mengalahkan Kevin/Arya mereka berhasil melaku ke final usai menundukkan Altof Baariq/Reinard Dhanriano dengan 21-19, 21-19.

"Melihat banyak bibit yang ada, saya optimis Indonesia tidak akan kekurangan atlet berbakat, untuk atlet yang ke Kejuaraan Dunia Junior, kami akan coba mempersiapkan sebaik mungkin dan berharap hasil maksimal," pungkasnya. (IR)