Dua ganda putri Indonesia yang bertanding di kejuaran Dutch Open Grand Prix 2017 masih bertahan. Baik Anggia Shita Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istrani dan Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta belum terhadang dan berhak meneruskan perjuangan ke babak perempat final
Usai libur panjang dari hirup pikuk bulutangkis dunia selama bulan juli 2017, kini geliat olahraga yang menggunakan raket sebagai pemukul kembali muncul. Mata para pebulutangkis dunia kini tertuju pada negara di bagian barat daya Samudera Pasifik atau tepatnya Selandia Baru. Negara dengan penduduk asli suku Maori ini menyelenggarakan hajatan besar dengan menggelar kejuaraan bulutangkis New Zealand Open Grand Prix Gold 2017 dengan menawarkan hadiah total sebesar USD 120.000,-.
Indonesia akhirnya hanya bisa meloloskan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir ke final BCA Indonesia Open Superseries Premier 2017. Setelah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto terhenti ditangan unggulan dua asal Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen, satu-satunya wakil Indonesia di nomor ganda putri, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani pun harus terhenti.
Bermain pada Sabtu (17/6) dini hari, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani berhasil mengantongi kemenangan. Menghadapi wakil Thailand, Puttita Supajirakul/Sapsiree Taerattanachai, mereka berhasil menang dalam drama tiga game 13-21, 21-19 dan 21-11.
Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani menjadi wakil Indonesia terakhir yang berhasil lolos ke babak perempat final BCA Indonesia Open Superseries Premier 2017. Bertanding pada Jum’at (16/6) dini hari, mereka berhadapan dengan unggulan keempat, Jung Kyung Eun/Shin Seung Chan. Menghadapi wakil Korea, Anggia/Ni Ketut berhasil menang dalam drama tiga game 21-15, 12-21 dan 21-15.
Pasangan putri yang diunggulkan di posisi ke empat Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani masuk ke babak perempat final Thailand Masters 2017. Pada pertandingan laga kedua di Nimibutr Stadium, Bangkok, Kamis (9/2) malam. Anggia/Ketut menang atas pasangan Thailand Natchpapha Chatupornkarnchana/Sanicha Chumnibannakarn.
