Ada yang menarik sekaligus aneh saat melihat Dewangga Surya Negara bermain di Final Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2017. Menarik saat melihat permainannya yang lugas, mengecoh lawan dengan pukulan silang dan smash-nya yang menukik ke lawannya.
Lalu hal anehnya, jika peserta lain selalu didampingi oleh orang tua atau pelatih saat bertanding, diberikan nasihat di interval dan pergantian game, tapi atlet yang akrab disapa Dewang ini selalu sendiri.
Tak ada seorang pun yang menemaninya, kecuali sesekali teman-teman sesama peserta yang menyemangatinya. Dia tak pernah mendapat arahan dari siapapun, baik saat tengah ketinggalan angka maupun ketika memimpin. Dewang terus bermain dan bermain sampai akhir tanpa pendamping.
Saat ditanya perihal ini, peserta asal Boyolali ini tersenyum dan menjawab singkat, "sudah dari dulu dididik seperti ini sama bapak, harus mandiri, biar permainan lepas, dan gak grogi," ujarnya.
Saat dikonfirmasi kepada sang ayah, Parjimin, yang selalu menyaksikannya di tribun penonton, membenarkan hal ini dan memberikan alasannya bahwa hal ini ia lakukan agar mental Dewang terbentuk sejak dini.
Baca juga: [Audisi Umum 2017] Satu-satunya Wakil dari Pulau Dewata Terus Melaju
"Saya bukannya gak mau mas, selain Dewang yang meminta hal ini, dia mengaku grogi kalau ada ayahnya mendampingi, cara ini juga saya lakukan agar dia terbiasa mandiri. Sedih juga kadang lihat dia sendiri di lapangan, tapi hal ini saya lakukan demi menempa mentalnya agar lebih kuat," imbuh pria separuh baya yang selalu mengantar Dewang menggunakan sepeda motor ke berbagai kota ini.
Kesepakatan Parjimin dan anaknya terbukti berhasil jika melihat performa Dewang di lapangan. Peserta kelahiran 17 Februari 2006 ini selalu tampil maksimal dengan selalu menang di pertandingan tahap final yang digelar sejak Jumat (8/9) di GOR PB Djarum, Jati, Kudus hingga hari ini (9/9).
Di pertandingan terakhir pun, Dewang menang straight 21-16 21-16 atas Afrizal Robiansa asal Surakarta. Meski demikian, hal ini tak menjadi jaminan bahwa Dewang dapat lolos ke tahap karantina dan mendapat beasiswa bulutangkis PB Djarum. Karena seperti diutarakan Fung Permadi, Manajer Tim PB Djarum, "Menang kalah bukan penilaian utama audisi ini. Kami segenap pelatih dan jajaran PB Djarum menilai dari banyak aspek apakah seorang peserta audisi layak masuk karantina dan beasiswa PB Djarum, antara lain mental, stamina, teknik, konsistensi performa, sampai kegigihan," ujarnya.
Ditanya mengenai apakah Dewang dan ayahnya khawatir tidak lolos, mereka sepakat tidak terlalu. "Ada sedikit (rasa khawatir), karena kami ingin sekali masuk PB Djarum, tapi kalaupun kenyataan berkata lain, kita sudah siap, karena yang kita lawankan peserta-peserta terbaik dari seluruh Indonesia. Sampai di tahap ini pun kita sudah bangga sekali, yang penting Dewang selalu tampil baik," ujar sang ayah.
Dewang sendiri mengaku senang bisa mengikuti Audisi Umum ini. Ia bisa bertemu teman-teman baru dan bertanding dengan bakat-bakat terbaik dari seluruh Indonesia. "Suka tanding sama mereka, kuat-kuat, jago," ujar atlet yang mengidolakan Taufik Hidayat tersebut. (BAL)
Baca juga: [Vietnam Open Grand Prix 2017] Ganda Campuran Persembahkan Gelar Juara