Kejuaraan bulutangkis Indonesia Open Grand Prix Gold 2013 kembali di gelar. Yogyakarta di percaya menjadi tuan rumah kejuaraan yang menyediakan hadiah total sebesar US$ 120.000,-. Seluruh pemain terbaik Indonesia tumpah ruah di kejuaraan yang akan digelar mulai tanggal 24 hingga 29 September 2013.
Edi Subaktiar, pebulutangkis muda Indonesia akan ikut berpartisipasi di kejuaraan ini. Juara Dunia Junior ganda campuran 2012 akan kembali berpasangan dengan Gloria Emanuelle Widjaja, pemain jangkung yang juga peraih gelar juara Dunia Junior ganda campuran 2011.
“Persiapan kira-kira masih 60%. Sejauh ini masih meningkatkan stamina dan teknik,” ujar Edi. Di sisa waktu yang ada, porsi latihan pisik semakin di genjot untuk mempertahankan ketahanan kondisi tubuh. Meski tak dibebankan untuk memperoleh gelar juara oleh pelatih, tetapi Edi menyimpan hasrat untuk bisa berprestasi baik apalagi di dua kejuaraan yang sama levelnya ia hanya bisa menyentuh babak delapan besar.
“Target dari pelatih belum ada, karena memang belum di targetin,” lanjutnya. “Tapi target pribadi, saya pengen tembus semifinal, apalagi di kejuaraan Malaysia dan Thailand Open Grand Prix Gold kalah di perempat final, sukur-sukur malah ada kesempatan juara,” ujar pemain ganda campuran yang kini menghuni peringkat 83 dunia.
Edi menyadari jika di kejuaraan ini persaingan akan sangat ketat. Selain para pesaing akan datang dari pebulutangkis luar negeri, pemain-pemain dalam negeri dan tentunya rekan-rekannya di pelatnas akan menjadi batu sandungan.
”Kalau soal lawan, kita akan fokus dulu dan hadapin langsung saja di lapangan nanto. Di samping itu drawingnya juga belum keluar,” lanjutnya. Ia menganggap semua lawan-lawan yang akan di hadapinya sama beratnya. Tetapi lawan terberat justru akan datang dari rekannya sendiri. ”Yang pasti teman sendiri adalah lawan terberat, karena setiap hari latihan bareng,” tandasnya.
Semakin hari kekompakan Edi bersama dengan Gloria semakin padu. Edi sudah bisa beradaptasi dengan tinggi badan yang di miliki Gloria. Edi menganggap justru inilah kelebihan yang di miliki oleh Gloria untuk mencegat setiap bola yang menyebrangi jaring. Baginya inilah saat yang tepat untuk mengevalulasi dan memperbaiki setiap kelemahan masing-masing. “Saat ini kami masih ngebenahi kekurangan masing-masing,” ucapnya.
Meski bermain di tanah Jawa, tak berarti keluarga besar Edi akan datang menyaksikan pertandingan secara langsung. “Orang tua kemungkinan ga datang. Mereka sudah tergolong sepuh. Doa mereka dari kejauhan sudah cukup membuat saya kuat,” ujarnya berharap.
Selamat bertanding Edi. (AR)