Kudus - Djarum Foundation melalui program Djarum Apresiasi Budaya meresmikan sculpture yang bertajuk “Super Smash” pada Kamis (3/3) di halaman GOR Bulutangkis Djarum di Jati - Kudus. Berbentuk atlet yang tengah melakukan
smash,
sculpture ini dibuat sebagai apresiasi terhadap prestasi-prestasi yang telah diraih di bidang bulutangkis.
Sculpture ini pun dikeliingi oleh 7 taman dengan nama-nama kejuaraan dunia dimana dalam taman tersebut tertulis nama-nama pemain asal PB Djarum yang telah berhasil menjuarai kejuaraan dunia tersebut. Ke 7 taman tersebut adalah Taman Plaza Thomas Cup, Taman Plaza Uber Cup, Taman Plaza All England, Taman Plaza Kejuaraan Dunia, Taman Plaza Rangking 1 BWF, Taman Plaza Sudirman Cup dan Taman Plaza Olimpiade.
Acara peresmian ini dihadiri langsung oleh President Director Djarum Foundation, Victor Rachmat Hartono. Dalam sambutannya, Victor mengungkapkan jika
sculpture ini merupakan cerminan kebanggaan, semangat, dan cita-cita.
“Kebanggaan terhadap prestasi, semangat untuk terus berproses serta cita-cita besar demi kemajuan negara Indonesia tercinta. Dengan adanya
sculpture ini, selain menjadi perwujudan kebanggaan, juga diharapkan akan mampu memberikan inspirasi kepada generasi berikutnya untuk terus menerus berjuang dalam meraih prestasi,” ujar Victor.
Sculpture ini sendiri berbentuk sosok yang akan melakukan
smash yang terinsipirasi dari pelopor pukulan
smash, Liem Swie King yang ditopang oleh dua bola dunia, dan bertinggi 8 meter. Ditopang oleh batuan andesit dan aspal, patung ini disusun dengan berbagai bahan, sosok dipuncak terbuat dari perunggu, yang ditopang oleh pipa kuningan serta pelat grade kuningan.
Rudi Mantofani, adalah sosok dibalik mahakarya ini. Pemuda asal Padang ini, berhasil menyelesaikan
sculpturenya selama enam bulan. Menurut kurator, Asikin Hasan, karya Rudi sangat peka terhadap berbagai kualitas visual.
“Rudi banyak menemukan aspek menarik dalam proses kerja yang menjadi modal baginya terhadap tahap visualisasi. Karyanya cenderung fokus pada bentuk atau obyek yang melahirkan sensasi visual,” papar Asikin.
Asikin juga memuji karya Rudi ini. Ia yang biasanya melihat
sculpture yang dibuat berdasarkan historis. Ia dapat melihat sebuah
sculpture yang bervisi. “Rudi mampu memperlihatkan visi kedepan dari
sculpturenya ini, karena biasanya monumen-monumen lain dibuat berdasarkan historis bukan untuk melihat jauh ke depan,” pungkasnya.
Tak ketinggalan, acara ini dihadiri oleh segenap atlet PB Djarum di era 90an sampai 2000an, mulai dari Haryanto Arbi, Alan Budikusuma, Sigit Budiarto hingga Maria Kristin dan para juniornya di PB Djarum. Acara ini sendiri dipandu oleh Butet Kertaradjasa, dan diisi oleh iringan lagu dari band ibukota, d’cinnamons, yang membawakan lagu Nasional serta lagu-lagu hits mereka.
Peresmian Sculpture Super Smash GOR Bulutangkis Djarum Kudus