Terlahir dengan nama Kartono Atmanto. Tetapi masyarakat Indonesia lebih mengenalnya dengan panggilan Kartono tanpa embel-embel nama belakangnya. Kartono lahir dan besar di Tegal, Jawa tengah. Namanya mencuat setelah ia berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah bulutangkis dunia.
Nama Kartono masuk dalam daftar juara turnamen bergengsi sejagad, All England. Tidak hanya sekali, ia mampu menyabet gelar sebanyak dua kali. Pertama kali Kartono membawa pulang gelar juara All England pada tahun 1981. Kartono pada masa itu masih berpasangan dengan Rudy Heryanto. Prestasi menjadi juara di negeri yang terkenal dengan “The Big Bang” kembali ia ulang. Tepatnya di tahun 1984, Kartono dan pasangan tetapnya, Rudy Heryanto bisa meraih kejayaan untuk kedua kalinya.
Dari turnamen dalam negeri, Kartono juga menjadi kejuaraan terbesar di Indonesia. Namanya masuk dalam daftar sejarah bulutangkis Indonesia. Tercantum namanya dalam daftar juara. Di tahun 1982 Kartono melesat menjadi kampiun bersama dengan Rudy Heryanto. Pada tahun berikutnya, Kartono dan Rudy Heryanto mampu memboyong gelar juara Indonesia Open 1983. Sebelum bercerai dengan Rudy Heryanto, Kartono meraih gelar di kejuaraan Scandinavian Master 1984.
Berpisah dengan Rudy, Kartono dicoba berpasangan dengan Liem Swie King. Uji coba bisa dibilang berhasil. Di tahun 1984, Kartono/Liem Swie King menorehkan gelar di ajang World Cup. Gelar yang kembali bisa diulanginya lagi pada tahan 1985 bersama Liem Swie King.
Prestasinya bersama Liem Swie King juga merambah di kejuaraan Indonesia Open. Dua kali juga ia berdiri dipodium tertinggi. Pertama kali bersama Liem Swie King menjadi juara di Indonesia Open pada tahun 1985 lalu untuk kali kedua di tahun 1986.
Sangat wajar jika kemudian wajah dan namanya terpampang pada hall of fame yang ada di Gor Bulutangkis Djarum, Jati Kudus. (AR)