Bagi semua orang tua, memberikan yang terbaik untuk putra-putrinya adalah tujuan utama. Apapun akan dilakukan, demi membahagiakan buah hatinya. Meski berlabel orang tua, bukan berarti seluruh keinginan orang tua harus di turuti oleh sang anak. Menerapkan keterbukaan dan kejujuran di dalam keluarga pasangan Antonius Bambang Avianto dan Cynthia Singgih telah membuat Kenny Putra Aviancy lebih dewasa dalam menentukan arah langkahnya.
Sejak kecil, Kenny yang terlahir dengan bobot 3,85 Kg ini telah dikenalkan bulutangkis oleh sang ayah. Ayahnya yang gemar bermain bulutangkis selalu mengajaknya saat latihan. Di situlah awal Juara ganda putra Astec 2010 mengawali berkenalan dengan raket dan
shutlecock. “Kenny awalnya belum suka dengan bulutangkis, tetapi karena papanya memang hobi bulutangkis, maka Kenny dari kecil di pupuk terus,” ujar sang mama. Tak mudah memupuk anak yang masih kecil untuk giat berlatih, dibutuhkan kesabaran ekstra dari kedua orang tuanya.
Padatnya kegiatan yang dilakukan atlet ganda putra remaja PB Djarum kadang membuatnya mengalami masa jenuh. Bagaimana tidak, setelah pulang sekolah saat jam menunjukkan pukul 13.00, pemilik tinggi badan 175 cm ini hanya mempunyai waktu istirahat sekita 2 jam saja. Pukul 15.00 sampai dengan 19.00, Kenny langsung berjibaku, bermandikan keringat berlatih bulutangkis. Sang Papa yang berwiraswasta ini rupanya pandai membaca hati putranya. Ia pun tahu kapan putranya mengalami kejenuhan. Sebagai penyeimbang, selain bulutangkis, Kenny di kenalkan dengan cabang olah raga lain. Basket, Wushu, bahkan Atletik pernah dijalaninya hanya sebagai selingan penghibur disaat ia mengalami kejenuhan. Selain itu, kadang kedua orangtuanya mengajaknya nonton bersama atau memberikan waktu untuk berkumpul bersama teman-temannya. “karena masih anak-anak maka orang tua harus pandai-pandai menyeimbangkan,” kata sang bunda berteori. “Kenny akan berlatih dan bermain semau gue, kalo ia lagi bad mood,” tambahnya sambil tertawa.
Kebiasaan terbuka di keluarga membuat seluruh putra-putrinya secara ringan menuturkan isi hati kepada orang tuanya. Bagi Ibu yang juga pegawai salah satu bank swasta terkemuka ini, selalu siap setiap waktu mendengarkan keluh kesah putra-putrinya, termasuk juga Kenny. Tetapi rupanya tak semua isi hati penggemar mie ayam ini bisa diungkapkan. Ia hanya mengeluhkan jika latihan yang dijalaninya terasa berat, lainnya ia jarang bercerita, termasuk juga masalah pribadinya.
Sebelum sang putra masuk dalam kawah candra dimuka PB Djarum, sempat terjadi silang pendapat diantara orang tuanya. Saat itulah ujian yang sesungguhnya sedang di jalani. Sang ayah menginginkan putranya fokus pada bulutangkis, sementara sang bunda lebih mengingkan agar putranya lebih konsentrasi pada pelajaran sekolah. Akhirnya pilihan di berikan kepada putranya. Kenny dihadapkan pada dua pilihan sekaligus, yakni bulutangkis dan sekolah. Hal yang membuat orangtuanya bangga adalah ketika ternyata Kenny mampu menjawab tantangan yang diberikan. Ia bisa mengikuti keduanya dengan baik. Bahkan jika dibandingkan dengan rekan-rekan sekolahnya Kenny lebih menonjol. “Dibandingkan dengan temannya yang mengikuti les, rangking Kenny masih lebih bagus,” kenang sang mama bangga. Kenny pun di beri kebebasan oleh orang tuanya dalam memilih karir di bulutangkis dengan bergabung dengan PB Djarum. “Harus ada pilihan dan kami berikan gambaran kepada Kenny kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan ternyata Kenny memilih bulutangkis,” tambahnya.
Sempat terlintas dalam hati sang bunda untuk memberikan pelajaran tambahan untuk putranya melalui program
home schooling. Namun niatnya urung dilaksanakan ketika melihat padatnya jadwal latihan. “Latihan selesai sampai sore hari, jadi pasti ia sudah lelah,” ujarnya lirih. Keinginannya itu masih dipendamnya kuat-kuat dan akan di wujudkannya nanti apabila kelak Kenny sudah tak lagi berprestasi di bulutangkis.
“Semoga Kenny terus tekun berlatih, bersemangat dan lebih smart sehingga bisa tercapai cita-citanya menjadi pemain yang terbaik dan tidak sombong,” doa sang mama. Amin.