Surabaya - Pertaruhan tempat ketiga berlangsung seru. PB Djarum yang pada penyisihan grup kalah 2-3 dari si kuda hitam, PB Mutiara Bandung, akhirnya bisa membalas kekalahan dengan menang tipis 3-2. Pertaruhan ini berlangsung ketat dan berakhir dramatis.
Di tunggal pertama, Maria Febe Kusumastuti gagal mengatasi tunggal putri pertama Mutiara yang diimpor dari Taipei, Cheng Shao Chieh. Ia kalah dengan 15-21, 21-17 dan 8-21. Cheng pun menjadi satu-satunya tunggal putri pertama yang tak pernah kalah di sepanjang Djarum Superliga Badminton Indonesia (Djarum SBI), dan sang motor PB Mutiara ini pun konsisten untuk memberikan kemenangan pada klubnya.
Kemudian, PB Djarum menyamakan skor menjadi 1-1. Ganda putri terbaik yang dimiliki PB Djarum, Meiliana Jauhari/Shendy Puspa Irawati, tidak memberikan kesempatan kepada Tiara Rosialia/Geby Ristiani dan menang dengan 21-13 dan 21-14.
PB Djarum berada di atas angin setelah tunggal kedua mereka, Fransiska Ratnasari berhasil mengatasi Chiang Pei Shin dengan 21-11 dan 21-6. PB Djarum sebenarnya berkesempatan untuk unggul 3-1, tetapi Debby Susanto/Jenna Gozali gagal mempertahankan keunggulannya atas Suci Rizky Andini/Dwi Agustiawati. Debby/Jenna unggul 23-21, bahkan sempat menciptakan match point saat kedudukan 20-17, tetapi service yang di fault membuat mereka kehilangan konsentrasi dan kalah di game kedua dengan 20-22 dan berbalik kalah 19-21.
Ana Rovita, yang juga pernah menjadi kuda hitam di Djarum Indonesia Open Super Series 2010, menjadi penentu kemenangan tim yang bermarkas di Kudus ini. Ana bersua dengan Hera Desi Ana Rahcmawati, harus bertarung tiga game. Ana menang 21-14, dara berusia 20 tahun ini kalah telak di game kedua dengan hanya meraih empat angka saja. Game hidup mati pun dilangsungkan. Skor ketat di paruh pertama game ketiga, dimana Ana hanya memimpin tipis 11-10. Pasca jeda, ia dengan gemilang berhasil terus memimpin, 16-12 dan akhirnya menang 21-14. PB Djarum bersorak, juara ketiga ada di tangan, dan usai sudah perjalanan si kuda hitam.
“Game kedua memang sudah ketinggalan jauh.Jadi saya memilih untuk menyimpan tenaga untuk game ketiga, dan akhirnya dengan bermain nekat, saya bisa menang,” papar Ana.
Ini merupakan kejuaraan beregu pertama baginya. Ia mengutarakan kalau beban yang ia tanggung melebihi biasanya. “Biasanya bermain sendiri, kalah sendiri, menang sendiri, tetapi ini kan tim, beban lumayan lebih berat,” pungkasnya.
Sang manajer, Fung Permadi pun mengungkapkan cukup puas dengan hasil raihan PB Djarum ini. Ia pun berharap di masa yang akan datang, PB Djarum akan lebih solid saat bermain di kejuaraan beregu. “Semoga kedepannya, kita bisa berprestasi lebih baik,” tuturnya.
Sementara di laga grand final, PB Jaya Raya Suryanaga yang berjudi dengan kombinasi pemain yang diturunkan. Membuat mereka unggul telak 3-0 atas PB Jaya Raya Jakarta, Suryanaga menduetkan Lindaweni Fanetri dan Aprilia Yuswandari di tunggal kedua. Kombinasi ini mau tidak mau harus memainkan ketiga tunggal di tiga partai pertama, strategi pun mujarab.
PB Jaya Raya yang datang dengan materi pemain yang terbatas, serta tak menyangka bisa melangkah sejauh ini, akhirnya dibuat tidak bisa berdaya. Bellaetrix Manuputty kalah dari pemain asal Belanda Yao Jie 21-19, 16-21 dan 21-11. Disusul Renna Suwarno kalah 21-14 dan 21-10 dari Lindaweni Fanetri, dan Rizky Amalia takluk ditangan Aprilia Yuswandari dengan 6-21 dan 11-21.
“Dari awal kami tidak menyangka bisa melangkah sejauh ini, tetapi dari Bella sendiri dia sudah menunjukkan performa terbaiknya. Mungkin jika Bella bisa mencuri angka, ceritanya akan lain,” papar sang manajer, Sigit Pamungkas.
Sementara Wijanarko, manajer Suryanaga mengungkapkan dirinya memang berjudi dengan keputusan itu, ini merupakan strategi tim dan memang ketiga tunggal wajib menang. Jika tidak, kemungkinan pertarungan berlangsung hingga partai terakhir akan terjadi.
SELAMAT UNTUK PB DJARUM YANG BISA MERAIH JUARA TIGA!
Galeri Djarum Superliga Badminton 2011