Rosyita Eka Putri Sari menjadi kerap terdengar namanya setelah berpasangan dengan Melati Daeva Oktavianti. Dipasangkan mulai pada akhir tahun 2011 hingga saat ini, Rosyita sukses meraih gelar bergengsi German Junior dengan menjuarai nomor ganda putri.
Lahir sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, Rosyita memulai karir bulutangkisnya saat ia masih berusia tujuh tahun. Kegiatan sang ayah, Moh Sahri yang kerap membawanya bermain bulutangkis perlahan membangkitkan keinginan Rosyita kecil untuk mulai menekuni olah raga tepok bulu ini.
"Gara-gara ayah, pertamanya memang cuma iseng, lama kelamaan pengen jadi atlet bulutangkis," tuturnya.
Rosyita pun bergabung bersama dengan PB Purnama di kampung halamannya di Sleman. Ia menghabiskan 4 tahun bersama PB Purnama, dan barulah ia mengikuti tes di Pusdiklat Paguyuban Masyarakat Bulutangkis Yogyakarta. Ia lolos seleksi tersebut, dan akhirnya berlatih dibawah salah satu mantan atlet terbaik tanah air, Finarsih.
"Iya dulu latihan di Yogya, sedangkan rumah di Sleman, jadi tiap hari ayah yang antar pakai motor. Lumayan lama sih, berangkatnya aja 45 menit," kenangnya.
Usaha dan kerja kerasnya tak sia-sia. Setelah satu tahun ia tempuh di Pusdiklat PMBY, ia pun mendapat panggilan untuk melakukan tes di PB Djarum. Semua tahapan ia lalui dan akhirnya dinyatakan menjadi salah satu penerima beasiswa bulutangkis PB Djarum.
"Dulu tes di Jakarta, ya yang pasti seneng banget bisa masuk (PB) Djarum," lanjutnya.
Ia resmi bergabung dengan PB yang telah berdiri sejak tahun 1969 ini pada Februari 2011 lalu. Setelah bergabung bersama PB Djarum, Rosyita pun dipaksa untuk tinggal jauh dari orang tuanya yang menetap di Sleman. Demi cita-citanya ia harus rela menahan rasa kangen atas ibu dan ayah serta kedua adiknya.
"Nanti hari minggu (hari ini –red) saya akan mudik ke Sleman, akan saya manfaatkan sebaik mungkin, karena kan jarang ada waktu untuk pulang dan tidak boleh pulang sering-sering apalagi kalau turnamen lagi padat." Bersama PB Djarum, Rosyita mendapat banyak pengalaman berharga. Diantaranya berbagai turnamen di luar negeri. Baginya, tur Eropa dan Kejuaraan Asia Yunior di Korea membawa kenangan tersendiri.
"Pertama kali ke luar negeri ke Jepang, tapi saya paling senang ke Eropa sama ke Korea. Walaupun jadinya kangen sama makanan Pegy (nama tempat makan di sekitar asrama PB Djarum), tapi seru punya banyak pengalaman baru."Kini di tengah bulan puasa ini, Rosyita tengah mempersiapkan diri untuk menyongsong turnamen demi turnamen yang telah menunggunya, diantaranya adalah Malaysia International Junior dan World Junior Championships.
"Persiapannya sejauh ini saya merasa masih kurang, masih harus terus ditambah, kejuaraan juga nanti setelah bulan puasa lumayan banyak, ada Malaysia dan World Junior, ada juga kejuaraan di Jogja, saya juga dijadwalkan bermain di Indonesia GP Gold di Palembang nanti," paparnya. (IR)