Dionysius Hayom Rumbaka merupakan mantan atlet tunggal besutan PB Djarum yang pernah memperkuat Pelatnas PBSI. Selama menjadi atlet, Hayom pernah meraih prestasi sebagai juara Australia Open Grand Prix 2009, runner up Indonesia Grand Prix Gold 2012, dan semifinalis Djarum Indonesia Open Super Series Premier 2013. Selain itu di kejuaraan beregu, Hayom juga memperkuat tim Indonesia di Piala Thoma 2010 dan menjadi runner up.
Saat menjadi pemain, Hayom disebut-sebut sebagai penerus sang legenda tunggal putra Taufik Hidayat. Teknik dan pukulannya yang komplit membuat Hayom berpeluang untuk melesat di level internasional. Namun rupanya, bagi Hayom sebutan sebagai penerus Taufik Hidayat cukup membebani langkahnya.
“Untuk saat itu mungkin bangga. Tapi itu jadi boomerang buat saya karena ekspektasi saya ketinggian. Memang bagi seorang atlet punya ekspektasi itu bagus, tapi kalau terlalu tinggi juga nggak bagus,” kata Hayom.
Tahun 2018, Hayom memutuskan pensiun. Pemain kelahiran Kulonprogo ini terhadang cedera pada lutut kanannya. Hal tersebut membuat permainan Hayom tak bisa berjalan baik.
Setelah memutuskan pensiun, Hayom kemudian menjadi pelatih tunggal putra PB Djarum. Kini ia menjadi bagian dari tim pelatih U-17, U-19 dan senior tunggal putra.
Dari profesi barunya sebagai pelatih, Hayom kini mulai mengantarkan anak didiknya untuk menjadi juara di level nasional dan internasional.
Saksikan cerita perjalanan baru Hayom sebagai pelatih di PB Djarum pada program Indonesia Punya Nama, Episode 6 di Mola TV. (NAF)