Kiprah Edi Subaktiar, pemuda kelahiran Sidoarjo delapan belas tahun silam menjadi buah bibir dikalangan bulutangkis dalam negeri. Semenjak remaja hingga kini sederet prestasi mengagumkan sudah ia toreh. Jika membuka profile prestasi dirinya, maka kita akan melihat daftar panjang catatan prestasi pemuda yang gemar akan olahraga sepakbola.
Diantara pemain bulutangkis muda berbakat, Edi Subaktiar menjadi salah satu pemain yang paling stabil prestasinya di tahun ini. Prestasinya di bidang bulutangkis tak hanya cemerlang di nomor ganda putra, tetapi di ganda campuran pun tak kalah gemerlapnya. Prestasi di luar negeri pun sama baiknya dengan prestasi di dalam negeri.
Edi subaktiar mengawali tahun 2012 dengan menggondol juara justru pada kejuaraan yang dilakukan di luar negeri. Belanda menjadi negara persinggahan pertama pada turnamen keliling Eropa pertama yang bisa ia juarai. Bersama Melati Daeva Oktaviani, Edi Subaktiar menggenggam gelar juara ganda campuran pada kejuaraan Yonex Dutch Junior 2012. Di ganda putra, bersama dengan Arya Maulana, ia bisa menjadi semifinalis. Masih dari tour Eropa, Ia juga bisa menjadi finalis pada kejuaraan German Junior 2012 di ganda putra. Prestasi menggembirakan kembali ia raih di penghujung tour keliling Eropa. Kali ini pada turnamen dengan kategori senior. Dua tempat final bisa ia kuasai pada kejuaraan Banuinvest International 2012. Sayang, hanya satu gelar juara bisa ia raih. Edi hanya mampu mempersembahkan gelar juara ganda campuran, sementara di ganda putra ia kalah dari ganda Prancis.
Sekembalinya dari keliling Benua Eropa, Edi kembali berprestasi di dalam negeri. Kejuaraan Sirkuit Nasional (Sirnas) DKI Jakarta Open 2012 mampu ia tundukkan. Lagi-lagi gelar juara ganda campuran Taruna mampu ia rengkuh. Datang ke bumi sangkuriang, Jawa Barat, Edi kembali menyabet gelar juara ganda campuran Taruna Djarum Sirnas Jawa barat 2012. Edi kembali naik podium tertinggi bersama Melati.
Pada kejuaraan sekelas Super Series, di kejuaraan Djarum Indonesia Open 2012, Edi Subaktiar bersama pasangan tetapnya di ganda putra, Arya Maulana bermain baik hingga babak utama. Mereka pun sempat menyulitkan Ganda China Chai Biao/Guo Zhendong yang menempati unggulan kelima meski akhirnya kalah dalam dua game.
Puncak prestasi Edi Subaktiar di nomor ganda putra terjadi pada Kejuaraan Asia Yunior 2012. Gimcheon Indoor Stadium, Korea Selatan menjadi saksi keperkasaan Edi Subaktiar bersama Arya Maulana. Ia yang nyaris kalah, mampu membalikkan keadaan hingga akhirnya menang dan merebut gelar juara dari ganda Hongkong.
Pada kejuaraan berskala Internasional yang dilaksanakan di dalam negeri, kembali Edi/Melati merebut tahta juara. Tangkas Specs Junior Challenge Open Badminton Championship 2012 mampu menjadikan mereka yang terbaik diantara para pemain yunior yang menjadi peserta. Di ganda putra ia kalah bersaing dari rekannya Raffidias Akhdan Nugroho/Kevin Sanjaya dan hanya bisa menjadi semifinalis.
Gagal di turnamen dalam negeri, Edi/Arya membalasnya dengan merebut gelar juara pada kejuaraan Maybank Malaysia International Youth U19 Badminton Championship 2012. Dalam babak All Indonesian Final, Edi/Arya menekuk rekannya sendiri Hafiz Fazal/Putra Eka Rhoma.
Puncak prestasi Edi Subaktiar terjadi pada Kejuaraan Dunia Yunior 2012 yang berlangsung di Chiba Port Arena, Chiba, Jepang. Edi Subaktiar menjadi pemain yang mampu menjaga tradisi juara di nomor ganda campuran bersama Melati Daeva Oktaviani. Edi Meneruskan gelar juara ganda campuran yang tahun lalu di rebut oleh rekannya Gloria Emanuelle Widjaya yang berpasangan dengan Alfian Eko Prasetyo.
Tak salah jika PB Djarum kemudian memberikan apresiasi yang besar terhadap dirinya. Ia dan Melati mendapat bonus dari PB Djarum senilai Rp. 90.000.000,-. Di penghujung tahun 2012, Edi menutup dengan kemenangannya di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) nomor ganda campuran taruna bersama Melati. (AR)