Membangun gelanggang olahraga (GOR) berkualitas bukanlah hal mudah. Selain butuh waktu lama, juga dana sangat besar. Namun, berkat tekad dan keinginan kuat, PB Djarum akhirnya mampu melakukan itu: membangun pusat pelatihan bulutangkis terbesar di Indonesia.
Ya, GOR Djarum di kawasan Jati, Kudus, Jawa Tengah, adalah wujud tekad dan keinginan kuat PB Djarum. Arena latihan para kesatria pilihan PB Djarum ini dibangun pada 2004 dan digunakan secara resmi pada 27 mei 2006.
Alhasil, sejak itu atlet-atlet binaan PB Djarum tersebut tak lagi menempati GOR Kaliputu sebagai tempat latihan. GOR Kaliputu adalah GOR kedua yang pernah dipakai PB Djarum – Kudus setelah GOR di Bitangan Lama sejak 1982. GOR Kaliputu sendiri sekarang sudah tak dioperasikan untuk pusat pelatihan atlet PB Djarum, melainkan difungsikan untuk kegiatan latihan bulutangkis masyarakat setempat.
Penggemblenga atlet Djarum sendiri kini dipusatkan di GOR Djarum yang berada di kompleks olahraga seluas 43.207 m2. Kompleks ini secara khusus digunakan untuk pelatihan atlet-atlet PB Djarum tunggal putra maupun tunggal putri. Sedangkan punggawa-punggawa ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran, pelatihannya dipusatkan di Jakarta. Pemisahan pusat pelatihan ini diharapkan dapat membentuk karakter pemain agar semakin matang pada jalurnya masing-masing.
GOR Djarum sendiri terdiri dari gedung olahraga seluas 4.925 m2 dengan 16 lapangan. 12 lapangan di antaranya beralaskan kayu, sementara empat lapangan lainnya menggunakan vinil (karet sintetis) yang dilengkapi tribun penonton di kanan kirinya.
Bangunan penunjang lain pun tersedia seperti ruang pertemuan, ruang pekantoran, ruang makan, ruang fitnes, ruang fisioterapi, ruang komputer dengan dengan akses internet, ruang audio visual, dan ruang perpustakaan. Belum lagi asrama atlet seluas 1.834 m2 dengan 40 kamar terpisah untuk putra dan putrid dengan kapasitas dua orang, semakin menambah kelengkapan fasilitas PB DJarum. Termasuk, rumah pelatih yang didirikan pada lahan seluas 312 m2.
Yang jelas, pembangunan GOR Djarum yang berstandar internasional dan disebut-sebut sebagai pusat pelatihan terbaik bulutangkis di Asia Tenggara tersebut.
“Saat pertama kali menjadi ketua PB Djarum – pada 2009-, kerja kami sebetulnya sudah sangat bagus. Namun, ada satu hal yang perlu di poles kembali, yaitu manajerial,” kata Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yopie Rosimin.
Yang pasti, dari kompleks olahraga inilah semangat juara didengungkan. Diharapkan, semua sarana modern yang disiapkan di kawah Candradimuka Djarum tersebut, mampu dimanfaatkan maksimal dalam mencetak generasi berprestasi di cabang bulutangkis. “Target kami tahun ini yang terdekat adalah meraih juara di empat turnamen yaitu All England, Olimpiade, Indonesia Open, dan Kejurnas 2012. Dan, gelar All England sudah tercapai lewat atlet PB Djarum Tontowi Ahmad yang menjadi juara All England ganda campuran bersama Liliyana Natsir,” ujar Yopie
Sumber: Harian Sindo