Pemilihan umum atau yang biasa di singkat dengan Pemilu tinggal menghitung hari. Di hari itulah seluruh masyarakat Indonesia menyalurkan aspirasinya memilih para wakil rakyat yang akan duduk menjadi anggota legislatif. Sebeum pemilu tiba, biasanya para peserta Pemilu selalu mengadakan kampanye.
Berbicara kampanye, Arya Maulana memiliki kenangan tersendiri saat ia masih belum bergabung dengan PB Djarum. Arya yang ketika itu masih belum mengerti apa pemilu, pernah diajak berkeliling oleh sang ayah untuk mengikuti pawai pemilu. “Waktu kecil Saya pernah diajak ayah untuk kampanye,” kenangnya. “Saya waktu itu belum ngerti apa-apa,” tambahnya. “Jadi saya ikut ayah keliling pakai motor sambil pegang bendera partai,” lanjutnya. Sayangnya kini ia tak lagi bisa mengulangi kenangan masa kecilnya. Arya kini lebih mengutamakan karirnya di dunia bulutangkis yang telah membawanya masuk kawah candradimuka Pelatnas.
Berbeda dengan Arya Maulana, Edi Subaktiar tak pernah sekalipun menikmati hiruk pikuk kampanye. Jika saat ini sering dijumpai orang tua membawa anaknya pada saat kampanye, tak demikian dengan orang tua Edi. “Saya gak pernah ikut kampanye dari kecil,” kenangnya. Walhasil ia pun hanya menyaksikan parade kendaraan peserta kampaye lalu lalang di jalan.
Pada pemilu tahun 2014 ini, diam-diam baik Edi maupun Arya rupanya telah memiliki calon unggulan yang mereka jagokan. Edi lebih melihat calon yang di jagoan dari hasil yang telah dilakukannya. Karya nyata menjadi salah satu tolok ukur bagi Edi tentang bakal calon yang ia tunjuk.
“Kalau kita orang awam lebih senang lihat hasil kerja,” ujar Edi seraya menyebut nama salah satu tokoh yang diidolakannya. Demikian pula halnya dengan Arya. Ia mempunyai dua tokoh yang ia jagokan untuk maju menjadi orang nomor satu di Indonesia. (AR)