Pebulutangkis tunggal remaja putri alumni Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2015 Ruzana kepada tim pbdjarum.org mengatakan bahwa salah satu alasan dirinya memilih klub yang bermarkas di Kudus itu karena klub PB Djarum banyak menciptakan pebulutangkis kelas dunia dengan segudang prestasi di kanca internasional.

"Alasannya banyak menciptakan pebulutangkis dunia dengan segudang prestasinya itu salah satunya. Tetapi masih banyak lagi sih seperti fasilitasnya juga paling bagus kalau dibanding sama klub lain. Di Djarum ini juga diajarkan bagaimana cara kita bersikap yang baik." kata pebulutangkis kelahiran Lubuk Linggau 2005.

Ternyata ketertarikan Ruzana dengan bulutangkis itu bermulai dari sering melihat sang kakak latihan di lapangan. Karena keseringan melihat itu, hati Ruzana mulai tergugah ingin memainkannya. Beruntung, sang ayah (Hasbul Yamin) mau mengajarkannya.

"Awalnya sih pas di umur lima atau enam tahun, sudah tertarik main bulutangkis. Itu gara-gara kakak sering latihan di lapangan. Pertama cuma lihat-lihat tetapi ko lama-lama seru juga. Habis itu main-main gituh kaya tampelan. Terus ayah beliin raket, lalu ikut-ikutan latihan. Yang ajarin cara main itu juga ayah, nggak lama masuk klub PB Jaya Mandiri Palembang," tuturnya.

Pada Audisi Umum Djarum 2015 lalu, Ruzana menjadi satu-satunya wakil dari Audisi Palembang yang berhasil ke Kudus hingga menjadi atlet PB Djarum. Diakui oleh Ruzana, kala itu ia hanya bermodalkan percaya diri dan bermain maksimal.

"Motivasi saya biar diterima sama PB Djarum, ya keluarin saja permainan sebagus mungkin, urusan kalah menang belakangan. Apa lagi pas jumapa lawan lebih gede, tapi yang mainnya maksimal saja," tandas Ruzana. (ds)