Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > [Olimpiade Tokyo 2020] Mengintip Persiapan di Tokyo
22 Juli 2021
[Olimpiade Tokyo 2020] Mengintip Persiapan di Tokyo
 
 

Olimpiade Tokyo 2020 akan segera dibuka pada Jumat (22/7), esok hari. Cabang olahraga bulutangkis sendiri baru akan dipertandingkan pada keseokan harinya, Sabtu (24/7) di Musashino Forest Sports Plaza.

Sebanyak 172 atlet bulutangkis dari berbagai negara di penjuru dunia akan bertarung untuk menjadi yang terbaik di lima kategori pertandingan, yakni tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran. Dikutip dalam episode pertama "Ngulik", yaitu program terbaru di YouTube PB Djarum, bahwa Tokyo menjadi tuan rumah di tengah pandemi sudah benar-benar matang dan siap menggelar seluruh turnamen, termasuk bulutangkis.

Hal itu diungkapkan oleh Bambang Rudianto, Kabis Hubungan Luar Negeri PBSI yang juga saat ini menjabat sebabagi Deputy Sport Manager di International Olympic Committee (IOC).

"Selama kurang lebih satu tahun ini saya di sini, kita panitia banyak belajar bagaimana menggelar sebuah turnamen bulutangkis di situasi pandemi. Bagaimana tindakan kita jika ada kasus Virus Covid-19 saat turnamen. Contohnya bahwa orang yang sudah pernah kena virus bisa kena lagi. tetapi tidak berarti mereka bisa menularkan, dan kita lihat CT-nya. Jika CT nya 35 ke atas, mereka tidak menularkan dan bisa main lagi," Ungkap pria yang lebih akrab disapa Ko Rudy itu.

Dikatakan Ko Rudy, jika setiap pemain yang akan berlaga nanti bakal dilakukan Saliva Test atau pengambilan sample test melalui air liur setiap harinya.

"Test saliva akan dilakukan setiap hari kepada seluruh pemain. Kalau memang ada pemain positif, semua pemain langsung di Swab PCR. Tetapi dipelajari dulu apakah menularkan atau tidak. kalau tidak, dia diperbolehkan main lagi. Setiap hari para pemain di test sebelum pukul 09.00, dan hasilnya keluar pukul 20.00," jelas Ko Rudy.

Selain itu, di situasi pandemi seperti ini banyak aturan-aturan baru yang tidak diduga sebelumnya. Salah satunya jika pada saat perebutan medali baik emas ataupun perunggu, dan kedua pemain itu positif Covid-19, kedua pemain atau pasangan tersebut secara otomatis berhak mendapatkan medali yang diperebutkan itu. Sedangkan pertandingannya dibatalkan.

"Terpaksa dengan adanya pandemi, ada plan a, b, dan c yang harus diterapkan. Bukan hanya terkait pandemi Covid-19 saja, tetapi juga seperti pandemi gempa bumi dan lain sebagainya,"ujar Ko Rudy.

Selama Olimpiade berlangsung, para atlet dan official pun dikawal ketat.

"Selama turnamen berlangsung, seluruh pemain dan official tidak bisa kemana-mana. Jadi hanya berada di Atlet Village/hotel dan arena pertandingan masing-masing cabor," ungkap Rudy. "Memang banyak hal yang sebelumnya tidak terpikir, dan semenjak pandemi ini malah jadi terpikir," tambahnya.

Ingin tahu cerita lengkapnya Ko Rudy selama di Tokyo? Bagaimana Ko Rudy bisa menjadi orang satu-satunya dari Indonesia yang terlibat dalam menyelenggarakan Olimpiade Tokyo? Segera meluncur ke YouTube PB Djarum atau klik link di bawah ini, Sobat!

(ah)