Sukses Rendy tidak hanya membuat bangga namun turut pula menumbuhkan harapan akan lahirnya pemain berbakat yang akan mengharumkan nama bangsa di masa-masa mendatang. Pasangan Rendy/Angga mampu memenggal dominasi pemain-pemain junior dari China yang merebut empat gelar juara di turnamen itu.
Di final, Rendy/Angga berhasil mengalahkan pemain unggulan nomor satu junior ganda putra Malaysia Yew Hong Kheng/Ow Yao Han 21-16, 21-16. Kunci kemenangan ini, karena Rendy/Angga bermain dengan sabar. Artinya, mereka mengatur tempo dan kemudian menaikkan ritme permainan ketika lawan sudah mampu terbaca pola permainannya.
Ketenangan dan keterampilan teknik yang dimilikinya membuat Rendy masuk Pelatnas Pratama PBSI pada 2008. Seperti yang disampaikan pelatih Ganda Putra di PB Djarum, Antonius Budi Ariantho mengatakan, Rendy memiliki tekad yang kuat untuk menjadi juara. Selain sangat intensif menjalani latihan, ia pun memiliki dasar-dasar bermain yang kuat. "Foot work serta kemampuan membaca permainan yang ia miliki sangat baik. Fisiknya prima, dan ia sangat tenang. Ini yang membuat ia mampu mengalahkan lawan-lawannya. Selain itu, kami pun dari PB Djarum bangga karena ia masuk Pelatnas Pratama tanpa proses seleksi," ujar Antonius.
Rendy sendiri menyiapkan diri dengan baik menjelang turnamen Badminton Asia Youth Under-19 ini menyadari selain persiapan skill ia juga perlu meningkatkan kemampuan fisik sehingga tidak kehabisan stamina. "Saya rutin latihan fisik menjelang turnamen. Dan, saya memang ingin menjuarai turnamen yang saya ikuti," tegas putra pasangan Iman Sugiarto dan Herawati Koesoemo ini.
Tim yang diturunkan pada turnamen Badminton Asia Youth Under-19 ini berkekuatan 13 pemain. Dari 13 pemain yang diturunkan hanya Rendy/Angga yang merupakan unggulan utama Ganda Putra, yang mampu memboyong gelar juara.
Ketua POR Djarum FX Supanji menyambut hangat keberhasilan Rendy "Ini akan menjadi contoh bagi pemain PB Djarum lainnya untuk menorehkan prestasi serupa. Saya kira tidak ada yang mustahil selama kita mau berusaha," katanya.
Dijelaskan Supanji, perlu waktu cukup lama untuk melahirkan juara seperti Rendy. Namun, penantian itu terbayar ketika pemain binaan PB Djarum mampu menorehkan prestasi di turnamen internasional. "Komitmen kami tidak lain adalah ingin mengembalikan kejayaan bulutangkis Indonesia. Tentu saja, keinginan ini tidak dapat diraih dengan instan. Perlu kerja keras, komitmen, perjuangan, dan pengorbanan," tegasnya.
Sebagai bentuk apresiasi dari prestasi Rendy, PB Djarum dan Flypower yang mensponsori atlet PB Djarum dibawah umur 19 tahun memberikan penghargaan berupa uang tunai senilai Rp 15 juta. "Penghargaan ini tidak sebanding dengan ketekunan, kedisiplinan, dan dedikasi Rendy. Kami mengharapkan sukses Rendy menjadi cermin bagi pemain PB Djarum di masa mendatang," tutur Hariyanto Arbi dari Flypower.
Kembali mengenai turnamen Asia Junior Badminton U-19, China merebut empat gelar melalui pasangan Lu Kai/Bao Yixin mengalahkan rekan senegaranya Liu Peixian/Xia Huan 21-15, 21-19 di ganda campuran. Gelar kedua bagi China diraih tunggal putri Chen Xiaojia yang menundukkan pemain Taiwan Tai Tsu Ying 21-13, 21-13, diikuti ganda putri Xia Huan/Tang Jinhua yang mengungguli pasangan China lainnya Luo Ying/Luo Yu 14-21, 21-17, 21-13.
Perebutan gelar tunggal putra juga dimenangi pemain China, melalui Tian Houwei yang menundukkan pemain tuan rumah Malaysia unggulan pertama Iskandar Zulkarnain Zainudin 21-11, 21-18.
"Rendy/Angga mampu mencuri satu gelar di tengah dominasi China, bagi kami tidak ada kata lain bahwa segala jerih payah kami, pengurus, manajemen PB Djarum, serta keseriusan pelatih dan pemain, tidak sia-sia," ucap Supanji. ***
Fakta dan Data
Badminton Asia Youth Under-19
Turnamen ini diselenggarakan oleh Konfederasi Bulutangkis Asia (Asian Badminton Confederation) sejak 1997. Pada 2003 tidak diselenggarakan karena kendala teknis. Turnamen ini merupakan jembatan bagi pemain junior untuk menjadi pemain-pemain top dunia. Beberapa nama besar dilahirkan melalui turnamen ini seperti Lin Dan yang menjadi juara pada tahun 2000. Ardiansyah dari Indonesia menjuarai turnamen ini pada 2001 tapi kemudian namanya tidak terdengar lagi.
Xie Xingfang tunggal putri China pernah menjuarai turnamen ini pada 1999 di ganda putri ketika ia berpasangan dengan Yi Li. Markis Kido juga menjuarai turnamen ini namun, ia bermain di ganda campuran berpasangan dengan Vita Marissa pada 2002. Pasangan Indonesia lainnya Richie Puspita Dili/Debby Susanto di ganda putri menjadi juara pada 2007. Kemudian diteruskan dengan keberhasilan Rendy Sugiarto/Angga Pratama yang menjadi juara ganda putra pada 2009.