Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Bangkit dari Tiga Kali Kegagalan
30 Januari 2012
Bangkit dari Tiga Kali Kegagalan
 
 

Gagal bukan akhir segalanya. Mungkin ini prinsip yang di anut oleh pemain ganda putra PB Djarum Arsya Isnanu. Tiga kali ia mencoba menerobos ketatnya persaingan audisi atlet PB Djarum, tiga kali pula ia gagal melewati tes. Kegagalan pertama ia alami pada tahun 2007. Ia yang diantar oleh keluarganya untuk mengikuti audisi di kota Kudus harus menerima kenyataan pahit. Ia gagal di terima menjadi atlet PB Djarum.

Di dua tahun berikutnya iapun mengalami nasib serupa. “Waktu mengikuti audisi saya tegang sekali. Takut tidak di terima,” ceritanya. Ketakutannya akan kegagalan akhirnya menjadi kenyataan yang harus ia terima. Tiga kali mengikuti audisi, tiga kali pula ia gagal lolos seleksi.

Rupanya kegagalan tidak mematahkan semangatnya untuk terus berusaha. Di tahun 2010 ia pun mengejar impiannya pergi ke jakarta untuk mengikuti tes di Petamburan. Dan ternyata hasil tes mengatakan, ia di terima di klub PB Djarum.

Arsya sejak kecil sebenarnya telah di latih oleh mantan pemain dari Klub PB Djarum. Ketika ia belum menginjakkan kaki di Petamburan, ia di latih oleh Susilo. Di daerah tempat tinggalnya di Solo, Jawa Tengah, ia tempa teknik dan fisik.

Saya dulu berasal dari klub PB Champion, yang menjadi binaan dari PB Djarum,” jelasnya. “Pelatihnya mas Susilo, mantan atlet PB Djarum,” lanjutnya. Dari sang pelatih ini pula Arsya mengenal banyak tentang klub PB Djarum. Rupanya hasrat besar untuk bergabung dengan PB Djarum datang dari cerita sang pelatih, di tambah juga dukungan dari orang tua. Sang ayah yang mengenalkannya dengan dunia bulutangkis memang sangat menginginkan anaknya bisa bergabung dengan PB Djarum.

Seperti anak-anak pada umumnya, masa kecil Arsya pun penuh dengan warna. Ia tidak hanya mengenal badminton saja, tetapi juga hal-hal lain di luar bulutangkis. Memancing menjadi kegiatan favoritnya di luar bulutangkis. Ia sering memancing di sungai bersama teman-temannya. Tetapi tak jarang pula ia mancing di tempat pemancingan umum.

Aku suka mancing sama teman-teman. Ikan yang aku dapat kadang di bakar, atau di goreng. Tergantung selera saja,”ceritanya.

ArsyaArsya yang saat ini sedang berlatih di Kudus pun menyiasati hari liburnya dengan memancing bersama teman-teman satu blubnya. “Lumayan dapat banyak hari ini,” ujarnya sambil tersenyum. Pilihan lain jika ia merasa bosan adalah bermain layang-layang. Semasa kecilnya Arsya lebih suka memainkan layang-layangnya di banding bermain Sepakbola. “Di banding sepakbola, saya lebih suka bermain layang-layang,” ujarnya seraya mengakhiri percakapan. (AR)