Turnamen Thailand Grand Prix Gold mengabarkan berita gembira bagi merah putih. Sony Dwi Kuncoro yang dalam dua tahun terakhir bak tenggelam, kini mulai mengibarkan namanya lagi setelah akhirnya ia berhasil menjadi peraih gelar juara tunggal putra dikejuaraan level 3 Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) itu.
Perjalanan Sony di turnamen ini pun memang tak bisa dibilang mudah. Ia harus menaklukkan pemain-pemain dengan ranking yang jauh diatasnya. Tetapi ranking bukanlah ukuran bagi Sony. Sempat bergelut dengan cedera membuatnya terlempar jauh dari papan atas, kini perlahan dia menapaki rangking 65 dunia. Pemain yang sempat mencicipi perunggu Olimpiade ini berhasil menang dalam dua game langsung atas Cheng Yuekun (China) di final. Ia menang 21-17 dan 21-14.
Perjalanan Sony di negeri gajah putih sempat terseok. Di babak 16 besar ia tertinggal satu game dari pemain pelapis Lee Chong Wei, Muhammad Arif Abdul Latif, 20-22. Game kedua pun hanya ia menangkan tipis 21-19, Menang pengalaman Sony berhasil mengalahkan Arif yang notabene unggulan 16 dengan 21-15.
Kemenangan terbesar Sony di Thailand ini adalah menyingkirkan Lin Dan dua game langsung di babak semifinal. Ia pun di gadang-gadang telah kembali ke arena persaingan kelas dunia.
Di sektor tunggal putri, Ratchanok Inthanon gagal mengatasi unggulan nomor wahid asal India, Saina Nehwal. Ia dipaksa menyerah 21-19, 15-21 dan 10-21. Tetapi tuan rumah berhasil menunjukkan bahwa sektor putri Thailand patut diwaspadai, ganda baru Lam Narissapat/Saralee Thoungthongkam berhasil menundukkan Chen Shu/Pan Pan dari China dalam drama tiga game, 21-15, 10-21, 21-13.
China tidak mau ketinggalan meraih gelar juara. Liu Xiaolong/Zihan Qiu berhasil menjadi juara di sektor ganda putra dengan menundukkan pasangan Malaysia Mohd Zakry Abdul Latif/Mohd Fairuzizuan Mohd Tazari 21-18, 21-19.
Tuan rumah gagal menyumbangkan gelar lainnya setelah wakil mereka di ganda campuran Sudket Prapakamool/Saralee Thoungthongkam menyerah ditangan Tao Jiaming/Tang Jinhua dari China dengan 21-14, 21-16. (IR)