Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Arya Maulana, Diperkenalkan Oleh Sang Ayah
23 Juli 2012
Arya Maulana, Diperkenalkan Oleh Sang Ayah
 
 

Peran orang tua dalam memajukan masa depan anaknya  memang sangat dominan. Semua orang tua pasti akan memberikan yang terbaik bagi putra putrinya.  Peran orang tua bagi Arya Maulana atau lengkapnya Arya Maulana Aldiartama begitu sangat berarti, terutama bagi karirnya di bulutangkis. Melalui orang tuanya pulalah, Arya yang dulu sama sekali tidak mengenal bulutangkis menjadi “gila” bulutangkis. Dari yang sempat ingin mundur dari di dunia bulutangkis, ia bisa merebut gelar juara Asian Junior Championships 2012.

Perkenalan Arya dengan bulutangkis memang datang begitu saja. Waktu umur delapan tahun, ia sempat di bawa oleh orang tuanya ke lapangan bulutangkis.  Orangtua Arya bukanlah pemain bulutangkis. Ia hanya sekedar bermain bulutangkis hanya untuk mencari keringat dan itupun di lakukannya bersama dengan teman-teman dekatnya di lingkungan rumah.

“Biasanya ayah latihan dengan teman-teman dekatnya di hall yang letaknya tidak jauh dari rumah,” cerita Arya.

Dari memperhatikan sang ayah bermain, rupanya diam-diam muncul hasrat untuk mencoba dalam diri Arya yang waktu itu masih duduk di bangku sekolah dasar Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sukoharjo. Ia pun mulai mencoba mengayunkan raket. Lambat laun, Arya semakin menyukai olahraga ini. Ia pun menyampaikan keinginannya untuk tidak hanya sekedar bermain tetapi juga berlatih lebih giat lagi. Melihat sang anak menyampaikan keinginannya, Ayahnya pun menyambut dengan baik. Apalagi permintaan yang diajukan merupakan hal yang positif. Jadilah Arya berlatih di klub kecil tak jauh tempat ia tinggal. Waktu tempuh tak lebih dari 30 menit, Arya kerap diantar oleh sang ayah atau pelatihnya.

Rupanya diam-diam Arya memperhatikan  juga tentang klub PB Djarum. Dan keinginan untuk bergabung dengan klub yang telah menelurkan atlet besar begitu kuatnya. Ia pun menyampaikan keinginannya kepada orang tua dan pelatihnya. Orang tua dan pelatihnyapun menyetujui dan mendukung keinginan Arya. Hanya saja jalan untuk maju tak selamanya mulus. Banyak kerikil dan halangan besar yang menghadang Arya. Sampai ia pun sempat hampir putus asa dan sempat berpikiran untuk berhenti dari bulutangkis.

Beruntung ia mempunyai orang tua yang sangat memperhatikan dan mendukung keinginannya. Berbagai cara telah di tempuh dan akhirnya pun semuanya berbuah manis. Arya bisa mengayunkan raket kembali. Proses masuknya Arya ke Petamburan akhirnya berjalan sesuai harapan. Ia tak perlu mengikuti audisi, Arya bisa langsung bergabung bersama atlet ganda putra lainnya melalui penyaringan bakat.

Si sulung dari 3 bersaudara ini rupanya tak hanya mahir mengayunkan raket. Ia juga di kenal mahir bermain Play Station atau yang biasa di singkat PS. Ia sering bermain PS di waktu luangnya. Lawan abadinya tak lain adalah partnernya di ganda, Edi Subaktiar. Permainan yang  menjadi pilihannya tak lain adalah sepak bola. Sebenarnya Arya punya musuh abadi selain Edi yakni Lukhi Apri Nugroho. Namun Lukhi yang menjadi lawan beratnya di PS kini telah bermukim di pelatnas.

Selain memiliki talenta yang baik, Arya juga memiliki semangat pantang menyerah. Berbekal inilah Arya masih menyimpan cita-cita yang ingin dia capai. Bersama Edi Subaktiar, Arya mempunyai impian besar yang kini ada di depan mata.

“Saya ingin menjadi juara ganda putra pada kejuaraan dunia yunior,” tegasnya.

Hasratnya untuk mempersembahkan gelar juara pada kejuaraan dunia yunior menjadi cita-cita terbesarnya saat ini.

Semoga mimpi dan cita-citanya bisa terwujud. Amin. (AR)

Profil Arya Maulana Aldiartama