Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Jumlah helai Shuttlecock ternyata ada 16
02 Mei 2020
Jumlah helai Shuttlecock ternyata ada 16
 
 

Shuttlecock memegang peran penting dalam olahaga bulutangkis. Tanpa shuttlecock, olahraga bulutangkis tidak bisa berjalan. Melalui shuttlecock pula setiap pemain bisa memperoleh angka dan mencapai kemenangan. Shuttlecok merupakan rangkaian bulu yang dirakit seperti kerucut dengan ujung kepalanya terbuat dari gabus. Tetapi pernahkah kita menghitung berapa tepatnya jumlah helai bulu dalam shuttlecock ? Ternyata ada sebanyak 16 helai.

Shutlecock berasal dari bulu Angsa. Menurut beberapa literatur, umumnya ada tiga jenis bulu shuttlecok yang biasa digunakan. Jenis pertama biasa disebut dengan bulu tebal, lalu jenis yang kedua disebut dengan bulu super, sedang yang ketiga disebut dengan bulu kecil. Bahan dasar bulu angsa bisa didapat dari dalam negeri, ada pula yang diimport dari luar negeri. Di pulau jawa, terdapat banyak pengrajin shutlecock. Beberapa mantan pemain bahkan mencoba memulai usaha dengan membuat shuttlecock. Sebut saja nama mantan jebolan PB Djarum Meliana Jauhari . Meliana mengusung label “MJ” untuk produk shuttlecocknya.

Di beberapa pengrajin lokal, pembuatan shuttlecock masih bersifat tradisional belum tersentuh dengan teknologi modern. Pemilihan bulu angsa pun masih manual. Lalu pemotongan bulu juga dengan peralatan sederhana. Pembuatan kepala shuttlecock dengan gabus juga dengan peralatan sederhana. Proses penganyaman (pemasangan) sampai penjahitan juga tanpa sentuhan peralatan modern.

Rupanya pembuatan shuttlecock ada ketentuan yang harus dijaga. Badan bulutangkis dunia (BWF) telah menetapkan standar dari shuttlecock. Selain jumlahnya sebanyak 16 helai, panjang bulu angsa harus berada diantara 62mm – 70 mm. Ujung bulu harus terletak pada lingkaran dengan diameter 58mm hingga 68mm. Kepala shuttlecock yang terbuat dari gabus setengah lingkaran dengan diameter antara 25mm - 28 mm. Beratnya pun harus ditimbang antara 4,47 gram – 5,50 gram. Bagian tak kalah pentingnya adalah pengetesan shuttlecock. Untuk melalukannya, penguji harus menggunakan kekuatannya memukul shuttlecock sampai melewati garis batas belakang.

Sulitnya bahan dasar bulu angsa, membuat BWF mulai mencari alternatif lain.  BWF lalu melirik penggunaan bulu sintetis untuk menggantikan bulu angsa. BWF melalui website resminya mengumumkan jika penggunaan bulu sintetis untuk shuttlecock akan digunakan pada turnamen internasional di semua tingkatan mulai tahun 2021. (AR)