Shuttlecock memegang peranan penting dalam olahraga bulutangkis. Tanpa Shuttlecock pertandingan bulutangkis dapat dipastikan tidak dapat dilakukan. Shutlecock yang terbuat dari rangkaian bulu angsa yang disusun dan ditancapkan pada gabus menjadi alat bagi setiap pemain bulutangkis untuk mencari angka dalam pertandingan.
Badan bulutangkis dunia (BWF) memiliki persyaratan tersendiri agar shutlecock dapat digunakan dalam pertandingan internasional. Shutlecock yang ingin mendapat persetujuan dari BWF harus dikirim untuk mendapat persetujuan dan juga untuk contoh yang digunakan pada kejuaran BWF. Merk yang gagal dalam pengujian akan langsung ditarik.
Untuk mengukur laju dari shutlecock, BWF menggunakan metode manual yakni dibantu oleh pemain internasional. Selain kecepatan, hal lain yang dilakukan pengetesan adalah stabilitas dalam kualitas. Ada empat kategori yang ditetapkan oleh BWF. Yang pertama adalah kategori grade A. Shutlecock yang masuk pada grade ini harus memiliki kualitas baik dan lajunya lurus (tidak goyang). Termasuk dalam grade B adalah Shutlecock yang sedikit goyang. Untuk shutlecock yang selalu goyang selama digunakan masuk ke dalam grade C. Sementara yang parah goyanganya akan dikelompokkan kedalam grace D dan tidak akan digunakan pada sebuah turnamen. BWF hanya menggunakan shutlecock dengan grade A dan B saja dalam pertandingan .
Selain hal diatas, shutlecock juga diuji dalam hal deviasi/penyimpangan laju shutlecock ke kanan atau ke kiri. Pengetesan deviasi juga dilakukan oleh pemain internasional. Lintasan (trajectory) shuttlecock juga diperhatikan dan akan dibandingkan dengan shuttlecock yang digunakan di kejuaraan dunia sebagai referensi. Untuk pengetesan kali ini menggunakan rekaman video berkecepatan tinggi. Jatuhnya shuttlecock juga tidak luput dari perhatian. Pengetesan jatuhnya shuttlecock dilakukan dengan bantuan mesin peluncur shutlecock dan juga dianalisa dengan bantuan rekaman video berkecepatan tinggi. Tapi ini bukanlah suatu keharusan dan parameter kualitas tetap menjadi satu rekomendasi.
Pengetesan daya tahan shuttlecock terhadap smash tetap dipantau. 15 detik setelah pukulan terakhir, shutlecock akan dilihat tingkat pengurangan diameternya. Penurunan diameter harus kurang dari 10% yang dipantau setelah 15 detik dari pukulan terakhir. BWF akan memberikan persetujuan jika setelah 10 kali smash, tidak ada perubahan bentuk pada shuttlecock. Tidak hanya sampai disitu, kerusakan bulu shuttlecock akan dilihat juga setelah sepuluh kali pukulan smash. Tidak adanya satupun bulu shutlecock yang patah menjadi sarat mutlak. (AR)