
Hari pertama Audisi Umum PB Djarum 2025, Senin (8/9), berlangsung penuh semangat di GOR Djarum, Jati, Kudus. Ribuan peserta dari berbagai daerah menunjukkan kemampuan terbaik mereka di hadapan tim pencari bakat. Di balik gemuruh semangat itu, terselip kisah inspiratif dari salah satu peserta, Muhammad Rofiqi Abidin, peserta Kelompok Usia 12 (KU12) putra asal Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Rofiqi rela menempuh perjalanan selama 30 jam demi satu tujuan: mengikuti audisi dan mengejar impian menjadi atlet PB Djarum. Perjalanan panjang itu dimulai dari Pelabuhan Lembar, menyeberangi laut selama 23 jam menuju Tanjung Perak, Surabaya, lalu dilanjutkan perjalanan darat selama 6 jam lebih menuju Kudus.
"Capek sih iya, tapi semua rasa lelah hilang begitu sampai di Kudus. Ini pengalaman pertama saya ikut audisi umum PB Djarum, jadi sangat senang dan bersyukur bisa ada di sini," ungkap Rofiqi yang lahir pada 31 Mei 2013.
Rofiqi tidak datang sendirian. Ia didampingi oleh sang ayah, Zainal Abidin, yang kesehariannya bekerja sebagai penjual kacang rumahan. Zainal mengakui, awalnya ia sempat ragu mendukung penuh cita-cita Rofiqi menjadi atlet bulutangkis, mengingat keterbatasan ekonomi keluarga.
"Jujur, saya sempat tidak yakin bisa mendukung Rofiqi karena kondisi ekonomi kami. Tapi melihat semangat dan keinginannya yang begitu besar, saya jadi berusaha lebih keras untuk mendukungnya," cerita Zainal.
Puncak emosional terjadi ketika Rofiqi lulus dari Sekolah Dasar. Saat ditanya soal cita-cita, jawaban anaknya membuat Zainal tak kuasa menahan air mata.
"Dia bilang ingin jadi pemain bulutangkis dunia. Saat itu saya sadar, keinginannya bukan main-main."
Saat mendengar kabar akan digelarnya Audisi Umum PB Djarum 2025, Zainal memberikan tantangan kepada Rofiqi: jika ingin serius mengejar mimpi, harus patuh dan disiplin mengikuti semua aturan latihan yang ia tetapkan.
"Saya bilang, kalau mau ikut audisi, kita harus satu niat. Apa yang saya suruh, harus dijalani. Dan dia patuh. Dua bulan terakhir sebelum berangkat ke Kudus, tiap subuh dia latihan fisik, dan setiap berangkat ke tempat latihan, saya suruh dia lari sejauh 5 km. Dari situ saya yakin, anak saya memang punya keinginan yang kuat."
Kini, dengan seluruh perjuangan yang telah dijalani, Zainal hanya bisa berharap agar Rofiqi mendapat kesempatan terbaik.
"Saya berharap Rofiqi bisa diterima di PB Djarum," tutupnya penuh harap.
(AH)
