Sirkuit Nasional
Home > Berita > SIRKUIT NASIONAL > Durian, Primadona di Tanah Sumatera
08 April 2011
Durian, Primadona di Tanah Sumatera
 
 

Bengkulu - Siapa tak kenal durian? Buah yang berbau cukup menyengat ini, tak pernah bisa masuk ke beberapa hotel berbintang, atau bahkan jika ingin "masuk" pesawat pun anda harus bersiap memberikan “perlindungan” sempurna untuk bisa meloloskannya masuk ke bagasi. Tapi, siapa yang tak candu tentang buah yang satu ini?

Kenikmatannya bagi beberapa orang, memang mungkin tak bisa digantikan. Di pulau Jawa, buah ini harus ditebus dengan rogohan kocek yang cukup dalam. Tapi tidak sama halnya dengan di Bengkulu. Saat ini, pasokan durian tengah merangsek dari kota Jambi.

“Ini bukan durian Bengkulu, disini sepertinya sedang gagal panen, karena cuaca sering berganti-ganti sekarang,” ucap seorang warga asli Bengkulu yang enggan disebut namanya.

Para atlet dan ofisial pun tercatat sudah melakukan “perburuan” terhadap durian. Anjib Kurniawan berujar, kalau perburuan duriannya telah ia lakukan saat hari pertama (4/4) ia tiba di Bengkulu. Tetapi beberapa orang rombongan Petamburan, baru bisa melakukan ritual belah duren ini pada Rabu (6/4) malam.

Namun sayang, ternyata Jones Ralfy Jansen belum sempat mencicipi dahsyatnya duren di Bengkulu ini. Ia berujar ingin segera bisa menikmati duren, salah satu buah yang sangat ia sukai.

“Ingin mencoba secepatnya, tapi nggak tahu nih belum ada yang ngajak makan duren. Mau ngajak saya?” ujarnya sambil tertawa.

Di kota besar seperti Jakarta, tak jarang kita harus merogoh kocek sebesar Rp 35.000 hingga Rp 40.000 untuk durian yang mulus isinya, tapi disini, dengan uang Rp 15.000 saja anda sudah bisa menikmati si buah berduri ini.

Tapi, satu hal yang diingat, jangan terlalu banyak mengkonsumsi buah yang satu ini. Karena terlalu banyak mengkonsumsi duren, bisa menyebabkan tekanan darah meningkat. Buah ini dikenal panas, karena banyaknya kandungan nutrisi, setelah mengkonsumsi buah duren dalam angka yang cukup banyak, bisa segera meningkatkan tekanan darah anda. Jadi, meskipun murah tak meski jadi kalap. (IR)