Jalannya pertandingan bulutangkis memang tidak sebentar. Ketika pertandingan berjalan dua game, bisa jadi memakan waktu hanya setengah jam. Tetapi jika pertandingan berkesudahan rubber game mungkin saja membutuhkan waktu mendekati satu jam atau bahkan lebih.
Para pewarta foto yang mengisi bagian tengah lapangan merasakan dengan sangat hal ini. Jika boleh memilih, hampir semuanya menginginkan pertandingan berjalan straight game agar mereka dapat memindahkan seluruh foto yang ada di kartu memori, mengedit lalu mengirimnya ke media yang mengutusnya.
Ini yang terjadi pada pertandingan ganda campuran saat Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti melawan He Jiting/Du Yue, pada hari Selasa (22/1) malam hari. Ganda campuran Indonesia sudah sempat menang di game pembuka dengan 21-19. Dan bayang-bayang kemenangan straight game sudah tergambar saat unggul di angka 17-13 pada game kedua. Semuanya pewarta foto yang ada di sisi lapangan berharap pertandingan segera berakhir. Dan sambil bergumam seorang wartawan berdoa,”Mudah-mudahan ga rubber, biar bisa pulang lebih cepat,” ujarnya. Tapi apa yang terjadi, kenyataannya pertandingan harus berjalan dengan rubber game. Impianpun buyar. “Yaah, rubber,” sambungnya.
Semuanya masih harus menunggu pertandingan selesai. Lalu, apa yang dilakukan oleh para para pewarta foto selanjutnya ? Sambil menunggu momen terakhir yang biasanya dramatis, para wartawan foto pun mengeluarkan telepon genggamnya. Ada yang bercakap-cakap tanpa suara menggunakan aplikasi, ada yang menjelajahi dunia maya atau melihat-lihat foto karyanya sambil menghapus jika tidak diperlukan. Semuanya menundukkan kepala sambil sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Menjelang perandingan berakhir, baru semuanya sibuk mencari posisi yang pas sambil momen kemenangan.
Memang tidak dipungkiri jika pekerjaan para pewarta foto mengharuskannya berlama-lama di pinggir lapangan menanti momen yang paling baik dari setiap pertandingan yang disaksikannya. Tentunya sambil membawa kamera dan lensa yang lumayan berat. Dari mereka lah hasil karya yang indah tercipta, karena foto akan berbicara. (AR)