Ajang pencarian bakat Audisi Umum PB Djarum 2022 masih terus menarik untuk diikuti. Tak terkecuali bagi legenda bulutangkis Indonesia besutan PB Djarum, Alan Budikusuma. Bagi peraih medali emas Olimpade Barcelona 1992 itu, banyak sekali pemain potensial yang ia temukan pada audisi kali ini.
“Tentunya di tahap turnamen ini terlihat banget banyak pemain potensial. Kejelian dari pelatih untuk memilih sangat diperlukan, karena melihat pemainnya bagus-bagus,” ungkap Alan yang merupakan bagian dari tim pencari bakat Audisi Umum PB Djarum 2022, Sabtu (22/10).
Suami dari Susy Susanti itu juga memaparkan kriteria yang menjadi penilaiannya di audisi umum kali ini.
“Tentunya nomor satu keinginan yang kuat, dan itu mutlak. Karena kalau tidak ada keinginan itu saya rasa kurang. Kedua dari segi teknik bermain, ketiga fisik, dan keempat fighting spirit,” papar Alan.
Sementara itu, ketika ditanya soal perjuangan yang ia tempuh semasa masih kecil, ternyata tidak berbeda jauh dengan yang ia lihat saat ini.
“Sepertinya perjuangannya sama saja. Kebetulan orang tua saya yang keliling nemenin saya ke mana-mana, sampai kerjaannya berantakan. Tetapi ya bagaimana lagi, karena harus didampingi. Waktu itu kan saya dari Surabaya bertanding ke Jawa Tengah, Jawa Barat, ataupun ke Jakarta, bahkan sampai ke luar pulau harus didampingi orang tua. Jadi menurut saya perjuangan yang luar biasa waktu itu. Dan saya tentunya berterima kasih banget kepada Papa dan Mama bagaimana menjaga saya hingga bisa seperti ini,” ungkap Alan.
“Peran orang tua sangat penting untuk kesuksesan atlet. Karena waktu dulu sebelum asrama, di rumah itu lebih banyak waktunya, dan saat itu bagaimana orang tua memberikan dukungan saat kita capek, bosan, dan nggak bisa kumpul sama teman-teman karena kita latihan, dan itu pentingnya orang tua memberi motivasi,” jelas Alan.
Saat disuruh pilih lebih mending menjadi atlet masa itu atau sekarang, ini jawaban Alan.
“Pastinya kalau boleh pilih yang mending jadi atlet sekarang karena prize money-nya gede. Tetapi keduanya ada tantangannya masing-masing. Salah satunya ada perubahan rally point, dan kalau dulu kita bisa juaranya lebih konsisten, lebih banyak. Kalau sekarang, sulit sekali untuk bisa terus juara,” tutup Alan. (AH)