Tim Piala Uber Indonesia boleh saja terhenti di babak perempat final usai kalah dari tim solid China. Tetapi penampilan para Srikandi Merah Putih mencengangkan dunia bulutangkis. Bagaimana tidak, tim Piala Uber Indonesia datang dengan sederet pemain belia yang umurnya saja hampir semua di bawah 19 tahun dan hanya berbekal peringkat di bawah seratus dunia.
Para pemain dunia yang jelas-jelas memiliki peringkat dan pengalaman lebih tinggi bisa ditaklukkan. Prancis dan Jerman dicukur gundul 5-0. Dan yang fenomenal, pemain terbaik Jepang sekaligus tunggal putri nomor satu dunia, Akane Yamaguchi, takluk di tangan pemain putri Indonesia, Bilqis Prasista. Bilqis membabat Akane hanya dalam tempo dua game 21-19, 21-19.
Menangnya Bilqis, membuat pemain binaan PB Djarum ini menjadi pusat perhatian dunia. Indonesia pun bangga akan hadirnya calon pemain putri masa depan Indonesia. Tak hanya itu, Joko Supriyanto mantan pemain nasional yang merupakan ayah dari Bilqis turut Bangga atas penampilan putri kembarnya.
“Boleh dibilang nggak nyangka, karena dilihat dari kualitas dan rangking jauh,” ujarnya. “Tapi kalo di atas lapangan ngga bisa diprediksi,” sambungnya.
Joko menilai jika putrinya bermain tanpa beban sehingga semua kemampuan yang dimilikinya bisa keluar.
"Kalau yang saya lihat, yang pertama nothing to lose, ga ada beban, jadi mainnya bisa lepas. Sehingga semua mainnya bisa keluar, secara strategi apa yang diterapkan masuk, mainnya menekan. Speednya bagus. Lawan Akane memang harusnya begitu,” lanjut juara dunia tahun 1993 itu.
“Akane kelihatannya tidak dalam performa terbaiknya dan Bilqis bisa memanfaatkan situasi itu,” katanya.
Sebelum bertanding, Joko sempat memberikan pesan kepada putrinya untuk bisa memikul tanggung jawab.
“Saya hanya mengingatkan sebelum main, kalau sudah dipilih main harus tanggung jawab dan bermain all out. Menang atau kalah tergantung usaha kita,” kenangnya.
Bilqis baru akan menginjak usia 19 tahun pada tanggal 24 Mei 2022 nanti. Pada sesi tanya jawab dengan para pewarta berita, tergambar dengan jelas kepolosan dari Bilqis. Ia masih terlihat malu-malu menjawab sekaligus menjelaskan pertanyaan dari para wartawan.
“Anaknya memang masih kolokan gitu, ya seperti itu dari kecilnya. Masih kanak-kanak. Kayak masih manja terutama sama ibunya, kadang-kadang manjanya masih kebawa,” jelas sang Ayah.
“Lebih tepatnya, kalau nggak dimulai untuk ngomong dia memang seperti itu. Nggak terlalu rame. Tapi kalau udah kenal bisa diajak becanda juga. Sering becanda tapi dengan orang yang sudah nyaman,” tuturnya.
Bilqis kecil terhitung telat berlatih bulutangkis. Ia baru memegang raket sejak kelas 4 SD. Bilqis sempat meminta kepada ayahnya supaya bisa berlatih badminton saja. Hanya saja Joko baru mengizinkan sang putri berlatih di klub lokal saja. Barulah setelah lulus Sekolah Dasar, Bilqis diajak sang ayah menuju Jakarta dari Magelang. Itu pun setelah dilihat potensi dan keinginannya yang begitu kuat.
“Anak ini nggak cuek gitu. Gak mau keluar lapangan, kadang suka nangis di lapangan. Ini salah satu tanda keinginannya yang begitu kuat,” pungkasnya.