Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > [Asian Games 2018] Bulutangkis, Cabang Andalan Meraih Medali
19 Agustus 2018
[Asian Games 2018] Bulutangkis, Cabang Andalan Meraih Medali
 
 

Pesta Olah raga antar bangsa Asia, Asian Games 2018 secara resmi dibuka kemarin (18/08). Sebagai tuan rumah, Indonesia menargetkan meraih posisi 10 besar Asia. Cabang bulutangkis menjadi salah satu cabang andalan untuk meraih medali. Ini tidak terlepas dari sejarah dimana cabang ini merupakan penyumbang medali emas terbanyak selama keikutsertaan Indonesia di Asian Games.

Sejak menjadi tuan rumah Asian Games tahun 1962, Indonesia telah mengumpulkan 60 medali emas, 95 medali perak dan 203 medali perunggu. Dari 60 medali emas tersebut, paling banyak disumbangkan cabang bulutangkis dengan 26 medali emas, disusul berturut-turut 15 dari tennis, 4 atletik, 3 tinju, 3 perahu naga, 3 balab sepeda, 2 karate, 2 layar, 1 boling, 1 wushu dan 1 loncat indah.

Tahun 1962, tim bulutangkis Indonesia meraih 5 medali emas sekaligus. Kelimanya diperoleh oleh Tan Joe Hok (tunggal putra), Minarni (tunggal putri), Minarni/Retno Kustijah (ganda putri), beregu putra dan beregu putri. Tahun 1966 di Bangkok, Indonesia meraih dua medali emas melalui Muljadi (tunggal putra) dan Minarni/Retno Kustijah (ganda putri).

Tim beregu putra Indonesia meraih emas semata wayang cabang bulutangkis Asian Games 1970 yang kembali dilaksanakan di Bangkok. Tahun 1974 di Teheran, Iran, tim bulutangkis Indonesia meraih 2 medali emas melalui Tjun Tjun/Johan Wahyudi (ganda putra) dan Christian Hadinata/Regina Masli (ganda campuran). Tahun 1978 di Bangkok, Thailand, empatĀ  emas bulutangkis Indonesia diraih Liem Swie King (tunggal putra), Christian Hadinata/Ade Chandra (ganda putra), Verawaty Fajrin/Imelda Wiguna (ganda putri) dan tim beregu putra.

Tahun 1982 di New Delhi, India, Christian Hadinata berhasil memborong 2 medali emas sekaligus yakni ganda putra bersama Icuk Sugiarto dan ganda campuran bersama Ivana Lie. Setelah itu, bulutangkis memasuki masa kelam. Dua kali Asian Games (1986 & 1990), bulutangkis Indonesia gagal menyumbangkan medali emas.

Generasi baru bulutangkis Indonesia era 90an, membawa kebangkitan kembali bulutangkis Indonesia. Di Asian Games 1994 yang berlangsung di Hiroshima, Jepang, cabang tepok bulu ini meraih 3 medali emas lewat Hariyanto Arbi (tunggal Putra), Ricky Subagja/Rexy Mainaky (ganda putra) dan tim beregu putra. Empat tahun kemudian, Ricky Subagja/Rexy Mainaky (ganda putra) dan tim beregu putra kembali menyumbang emas di Asian Games 1998 di Bangkok.

Taufik Hidayat menjadi pahlawan dalam dua kali Asian Games berikutnya. Ia menjadi satu-satunya penyumbang medali emas bulutangkis di Asian Games 2002 dan 2006. Lalu 2010, satu emas diraih pasangan ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan. Empat tahun lalu di Incheon, Korea, dua nomor ganda menjadi penyumbang medali emas. Kali ini Hendra Setiawan meraih emas dengan pasangan yang berbeda, Mohammad Ahsan. Medali emas lainnya dipersembahkan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari.

Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, akan kembali menjadi saksi perjuangan pebulutangkis Indonesia. Akankah cabang ini benar-benar kembali menjadi andalan? Mari kita doakan bersama. (Hendri Gumay)